Kamis, 28 Juni 2012


            Bukan perkara mudah bagi seorang gadis seusia Minah untuk menghadapi segala peristiwa yang telah ia lalui dalam setahun ini. Begitu banyak halangan dan rintangan yang mesti ia lewati. Perjuangannya untuk mempertahankan janin dalam kandungannya justru membuat ia terlempar dari kehidupannya yang dulu serba ada. Ayah dan Ibunya tidak lagi mengakuinya sebagai anak. Tidak hanya kedua orang tuanya yang tidak lagi mengakui dirinya, bahkan seluruh keluarga besarnya pun turut andil mencampakkannya di jalanan. Bagi mereka tiada ampun untuk orang yang telah mencemarkan nama baik keluarga mereka. Selain itu, masyarakat yang mengetahui Minah tengah berbadan dua langsung menggunjing kesesama tetangga. Saling menceritakan dan merendahkan. Tak urung masyarakat juga melakukan sikap diskriminatif kepada Minah dengan cara anak-anak mereka tidak boleh berteman lagi dengan Minah. Minah merasa seperti tiada lagi berharga. Tiada lagi dukungan dari keluarga apalagi masyarakat. Baginya tidak masalah apabila masyarakat memusuhinya atau menjauhinya, asalkan kedua orang tuanya menerima dan membantunya dalam menghadapi situsai ini. Namun apa lacur, jangankan mengharapkan bantuan dari mereka, untuk mendengar kejadian yang sebenarnya pun mereka enggan. Minah langsung ditampar, dipukul bak maling dan diusir oleh kedua orang tuanya sendiri. Minah merasa dirinya berada dalam titik nadir.
            “Dasar Kau! Anak tidak tau adat! Enyah kau dari rumahku!!!” bentak Sang Ayah sesaat setelah memukulnya. Minah memohon ampun seraya berlutut dikaki ayahnya. Namun apa lacur, sang Ayah langsung menghempaskan tangan Minah sehingga ia terjungkal ke lantai.
            “Ayah, maafkan Minah...” lirihnya sembari mengusap buliran airmata yang jatuh membasahi pipinya. Sesaat Minah menatap ibunya yang sesenggukan menangis berdiri disamping Ayahnya.
            “Bu, Minah... Minah, maafkan Minah” Minah berlari memeluk ibunya namun sang ibu langsung menangkis tangan Minah. Ibunya tidak sanggup berkata apa-apa. Baginya harga diri sebagai seorang ibu telah hancur. Anak satu-satunya yang selama ini ia banggakan, anak yang selalu ia sanjung ketika arisan dengan ibu-ibu komplek, anak yang memiliki kecantikan secara lahiriah dan batiniah tega melukai perasaannya yang terdalam.
            Tanpa ampun, ayah langsung masuk kekamar Minah dan mengambil seluruh pakaian Minah lalu memasukkannya kedalam koper besar. Sang ayah keluar dari kamar dengan satu koper besar ditangan kanannya.
Braaaakkkk!!!
“Pergi kau dari rumah ini dan jangan pernah kembali!” Ucap ayahnya dengan lantang.
Minah terkejut melihat perlakuan ayahnya. Airmata terus mengalir di kedua pipinya.
“Yah, ampun Yah. Maafkan Minah...”
“Mulai sekarang KAU tidak ada lagi HUBUNGAN DARAH dengan KAMI!” sergah ayahnya seketika. Bagaikan tersengat listrik Minah menatap Ayahnya seolah tak percaya dengan perkataan Ayahnya. Tanpa basa-basi Minah diseret keluar rumah oleh sang Ayah.
Braaaakkkk!!!
Tok Tok Tok...
“Ayah, Ibu.... Maafkan Minah.” Tidak ada respon dari dalam.
Tok Tok Tok...
“Ayah, Ibu.... Tolong bukakan pintunya. Minah tau ini semua kesalahan Minah. Tapi Minah butuh Ayah sama Ibu...” dengan sesenggukan Minah mengusap airmatanya. Minah tidak tahu harus kemana. Apakah aku harus kerumah saudara ibu? Atau Ayah? Ah, pasti mereka tidak sudi menerimaku. Ini sudah malam, harus kemana aku pergi?
                                                                        ***
“Sudah berapa bulan?” Tanya Ita.
Minah menatap Ita dengan malu, “5 bulan, Ta.”
Tubuh Ita bagai tersengat listrik. “Apa kau bilang? Kandunganmu sudah berusia 5 bulan dan kedua orang tuamu tidak mengetahuinya?”
Minah hanya mengangguk pelan.
“Kau tidak bilang kepada mereka?” tanya Ita lagi.
“Kau tau jawabannya Ta.” jawabnya pelan.
Ita mendesah pelan, “Aaaah, seharusnya Kau bilang sama mereka, Minah. Mereka berhak tau sedari awal. Mungkin kesalahanmu adalah kau tidak jujur pada kedua orangtuamu. Mereka kecewa. Aduuuh, aku harus bilang apa lagi padamu. Lalu, mana lelaki yang telah menghamilimu itu?”
“Dia lari Ta. Ternyata dia tidak tulus mencintai aku. Huhuhuuuu...”
Ita mengusap pelan bahu Minah, “Sudahlah, semua sudah terjadi. Sebenarnya aku udah ada feeling kalau bakal ada kejadian seperti ini.”
Minah terkejut. Kepalanya tiba-tiba mendongak keatas. “Darimana?” tanyanya seakan tak percaya.
Ita tertawa pelan, “Minah, kau lupa atau pura-pura lupa? Aku juga pernah mengalami hal sepertimu. Bahkan saat aku duduk dibangku SMA tingkat dua. Lupakah?”
“Yah, Aku pernah merasakannya bagaimana perasaanmu saat ini. Bagaimana kecewanya Ayah dan Ibumu. Aku tau. Lagipula kita berteman bukan baru sekarang. Dari kecil Nah kita udah sama-sama.”
Minah menangis sesenggukkan. Ita langsung memeluk Minah dengan kehangatan.
“Tapi tapi, anak itu tidak pernah lahir dari rahimmu dan keluargamu masih menerimamu. Sedangkan aku? Huhuuhuhu...” jawabnya sambil terisak.
            Ita ingat sekali, saat itu ia masih duduk di bangku SMA tingkat dua. Ita yang berperawakan tinggi, langsing, manis, kulit kuning langsat dan berkepribadian menarik itu langsung menjadi primadona di sekolahnya. Banyak teman-teman prianya yang menyenangi dirinya. Anaknya ramah dan baik sekali. Tidak hanya teman pria yang sebaya saja yang menyenanginya, beberapa kakak kelasnya pun tak luput jua untuk menyukai dirinya. Ita merasa sangat tersanjung hanya saja ia tidak mau lupa daratan. Ia tetap memiliki falsafah hidup bahwa kecantikan tidaklah abadi, yang penting sikap dan kepribadian yang menariklah yang bisa mengubah segalanya. Namun ternyata, sikap dan pribadinyalah yang menjadi aktor utama yang justru menunjang kecantikan alaminya. Ita baru sadar saat salah seorang teman prianya yang mengatakan hal itu kepadanya. Dan ita hanya bisa tersenyum ketika mendengarnya.
            Hari-hari Ita disekolah sangat menyenangkan. Ita dapat berteman dengan siapa saja dan tetap menyenangkan. Sampai suatu ketika kehidupan ia berubah ketika datang salah seorang guru yang akan mengajar disekolahnya. Gunawan. Beliau adalah seorang guru muda yang menekuni bidang Matematika. Pelajaran yang sangat Ita gemari. Orangnya juga baik, supel dan ramah. Pastinya Pak Gunawan ini memiliki wajah yang tampan sehingga mampu memikat sejumlah siswi-siswi termasuk Ita. Baru kali ini ia merasakan hal yang lain dalam dirinya. Singkat cerita, ternyata Gunawan juga merasakan hal yang sama dengan Ita. Dan kejadian dimalam itu telah mengubah jalan hidup Ita yang awalnya indah menjadi kelam.
“Gun, gunawan. Bangun.....” Ita menggoyang-goyang tubuh Gunawan yang tergeletak disampingnya itu sambil berderai airmata.
            Tak ada reaksi dari Gunawan. Tubuhnya yang tergeletak tak berdaya dan berlumuran darah itu membuat Ita menangis ketakutan. Hal itu diperparah dengan kehadiran 4 orang pria yang tak ia kenal, berusaha meraihnya dan membawanya keruangan sebelah. Dan tanpa rasa belas kasihan, tubuh Ita telah berhasil dibasuh secara bergantian oleh keempat pria tersebut. Ita meronta, berusaha berteriak meminta pertolongan, namun apa daya ruangan itu kedap suara. Ita tak kuasa menahan kesakitan dan marah. Ia hanya bisa pasrah dan berharap ada malaikat yang akan menolongnya dan gunawan.
            Ketika keempat pria tersebut merasa sudah puas melakukan aksinya, mereka langsung membekap mulut Ita dan meninggalkan Ita dalam keadaan yang sangat tidak pantas untuk dilihat. Gunawan hanya bisa terdiam melihat keadaan Ita. Ia tidak mampu berbuat apapun karena dunia mereka telah berbeda.

Rabu, 02 Mei 2012

Cerita season 1 tentang psychocholate 2009 by Yanto arsalan


Psychocholate?
kata macam apa itu? Maknanya apa? Kok absurd banget...
ya, awalnya aku juga ngerasa weird sama istilah satu ini, tapi day by day aku justru fall in love sama dia...
sama mereka...
sama psychocholate....
psychocholate merupakan istilah yang kami gunakan untuk menyebutkan diri kami, mahasiswa/i psikologi 2009...aku ga tau daripada munculnya istilah ini, yg aku ingat waktu itu founding fathernya, cuex, dengan semangat membara menciptakan suatu istilah psychocholate untuk menyebutkan kami-kami mahasiswa/i psikologi 2009...
waktu itu aku sempat protes dan minta namanya diganti yg lebih eye-catching kayak psychopat, tapi karena kesannya suram, ide aku ditolak (re:dicampakkan) dengan hormat (re:diabaikan begitu saja) ahaha...
akhirnya resmilah terpilih nama Psychocholate...

Disini kami satu...
siapapun dia, seperti apapun mukanya, seperti apapun perutnya, ketawanya, ngupilnya, ngencesnya...:D
kami selalu bersama...
ketawa bersama...
bolos bersama...
buat dosa bersama...
Sudah banyak drama yang kami lewati, kalo ibarat cinta fitri, kami udah sesion kesekian plus edisi ramadhan, edisi UAS, sama edisi praktikum...
mulai dari yang kalem to the max, walau akhirnya terjerumus juga ke lembah nista gara2 segelentir orang yang tak bertanggung jawab seperti aku... :D
yang rajin bisa jadi  malas, yang malas janganlah ditanya seperti apa jadinya... :D
disini kami belajar untuk saling menghargai...
ketika ada teman yang sukses kami bahagia bersama...
ketika ada teman yang gagal dan galau, kami juga tak lupa untuk tertawa bersama...
tak ada yang tak dibagi, tak ada yang tak dikasihi, dan tak ada yang tak ditertawai...
itulah kami...
Psychocholate...

Segala macam karakter ada disini...
ada gusra, ketua suku yang sering dibantai sama anak buahnya sendiri, tukang benerin LCD yg paling loyal, ga pernah ngeluh buat ngebenerin LCD, selalu datang telat kalo kuliah sabtu pagi, dan paling jago kalo urusan ngegombal, walaupun kadang2 gombalannya absurd, tapi dia tetap bikin kami-kami tertawa...
Setidaknya gusra udah dapat pahala karena udah buat kami tertawa...:D
aku masih ingat obrolan aku sama gusra 3 taon yg lalu tentang cita2nya yg pengen jadi presiden, and until now, i stiill believe that someday he can reach that magnificent dream...

Ada umi, the most optimistic person i've ever met...
ya, tak diragukan lagi semangat umi lah yg membuat psychocholate tetap ceria, tetap tabah dan tegar untuk terus bermimpi bahwa kami bisa, apapun itu, negara apapun itu, kapanpun itu, kami bisa...
dialah orang yang dengan gigihnya sempat memaksa aku untuk ikut debat yg walaupun terus2an aku tolak tapi dia, bagaikan agen MLM berbintang 7 tanpa kenal lelah terus mensugesti akan nikmatnya kemenangan, akan betapa berharganya usaha, sekecil apapun itu, sampainya akhirnya aku bersedia untuk ikut dan kami Alhamdulilllah dapat juara...
That was the best achievement yg pernah aku dapatkan dengan usaha dari nol, dan umi lah orang yang menjadi reason atas kesuksesan tersebut...
and i will never ever forget that...

Ada b'ulil, our best researcher, b'ulil itu  bisa dibilang masternya dikeluarga psychocholate, dia bisa mengajarkan tanpa perlu memberikan batasan, dia bisa memberi ilmu, tanpa perlu menggurui, dan dia bisa jadi orang yang bijak tanpa harus disegani...
paket komplit kan?
but u need to know his little secret...:p
b'ulil ini merupakan orang yang bisa bertindak melebihi umur yg dimiliki...
adakalanya dia bijak laksana kahlil gibran, tapi akan selalu ada masa dimana dia hiperaktif layaknya crayon sinchan...
kita tak pernah tau kapan masa transisi antara kahlil ulil gibran ke crayon ulil sinchan atau sebaliknya...
hanya Tuhan dan rumput yang bergoyang yg tau jawabannya...

Ada umay, our best chef...
ntah udah berapa makanan yg dimasaknya dan dibawa kekelas sebagai bagian dari eksperimen...
ada yg maknyus, ada yg top markotop, semua ada...
mulai dari sandwich isi, bolu (cake aja biar keren dikit), croissant, sampe takoyaki...
seabsurd apapun makanan yg dibuatnya, tapi akan selalu ada cinta ketika dia memberikannya kepada kami para mahasiswa2 terlantar dan kelaparan ini...
bukankah rasa menjadi nomor kesekian ketika cinta sudah menutupi yg lainnya?
seaneh apapun makanan buatan umay, akan selalu ada mulut yang siap menampungnya, akan selalu ada kami yg menantinya, karena kami tahu, dia bukan hanya membawa makanan untuk kami, tapi dia juga membawa cintanya untuk kami semua di psychocholate...

Ada riski, operator of the year...
riski adalah ahli teknisi untuk segala macam gangguan, mulai dari LCD yg macet, laptop ngehang, laptop bervirus, segala macam bentuk gangguan dan kerusakan bisa diperbaiki...
sehingga tak diragukan lagi masa depannya dalam dunia pertukangan, eh, perteknisian...:p
jangan heran kalau beberapa tahun dari sekarang, kita bakalan ngeliat  banner gede di jalan, riski service centre, memperbaiki segala macam yg bisa diperbaiki, diskon khusus untuk psychocholate... :D
riski juga sangat lihai dalam dunia perjailan, ntah berapa orang tak berdosa yg menjadi korbannya, mulai dari sepatu yg ilang, hape, tas, helm, sampe botol ikan laga ( red:botol minum ). pokoknya kalo ada barang yg ilang, referensi utama buat dijitak tak lain dan tak bukan adalah saudara riski....
jadi, waspadalah, waspadalah...
kejahatan akan terjadi selama riski ada disekitar anda...:D

Ada rahmi, wirausaha sejati...
segala macam usaha sudah dicoba...
mulai dari jualan o*r*i*f*l*a*m*e (maaf disensor), jualan choki2, medan jaya, momogi, name it! segala macam yg bisa dijual pasti  dijual sama rahmi...
patut dicontoh? pasti! usahanya yg keras ini memang sangat menginspirasi, apalagi tatapannya yang tragis ketika sedang berjualan...
niscaya kalian yg melihat pasti akan iba dan dengan segera membeli medan jaya ataupun choki2...
kalau nanti rahmi sukses menjadi usahawati, maka aku sama sekali ga heran dan bertanya-tanya, karena aku udah menyaksikan sendiri usaha kerasnya yg tak pernah berhenti selama ini... :)

Ada zulfan, partner in crime nya riski...
panjol merupakan seorang yg akan selalu tertarik dengan dunia perjahilan yg udah lama ditekuni riski....
dimana ada chance buat berbuat jahil, disitulah semangat panjol berkibar...
panjol juga org yg tepat buat diajak liburan,  ga perlu konfirmasi dini...
ajaklah dia liburan sejam sebelum keberangkatan, maka dalam satu jam kedepan anda sudah berada dalam liburan yg anda idam-idamkan...
aku bisa banyangkan kalo panjol  buka usaha travel...
pasti sukses besar... :D

Ada resty, si prut...
resty adalah sosok paling ajaib yg pernah aku kenal, hal yg paling aku ingat dari dia ialah bagaimana respon dia akan suatu hal yg tidak akan kita temukan pada org lain...
dia pernah datang telat kekelas, trus dengan muka sumringah dia bilang ke aku "yan, aku belum buat tugas" tak lupa senyumsoleh laksana agen penerbangan...
dia juga akan melakukan apa yg dia ingin lakukan walaupun keadaan tidak mengizinkan, dia akan ngerajut lagi kuliah kalo dia lagi pengen ngerajut, dia akan dengerin lagu lagi kuliah kalo dia lagi pengen dengerin lagu, saking totalnya dia juga pernah dengerin lagu sambil nyanyi2 ketika sedang kuliah...
dan masih...
tetap dengan muka senyumsolehnya...
keberaniannya tak usah diragukan lagi, kenekatannya? tak perlu dipertanyakan lagi...:D

Ada banyak nama untuk disebut...
ada banyak kisah untuk diurai...
begitu banyak pelajaran yang bisa diambil bersama dengan mereka...
ya, tiga tahun memang bukan waktu yang sedikit...
kami telah melalui banyak hal...
bersama-sama...
Jika dilihat lagi istilah psychocholate, aku rasa ini memang istialh yg sempurna...
Mengikuti filosofi coklat, ada yg manis, ada yg pahit, tapi bagaimanapun juga tetap coklat yg akan selalu disukai, akan selalu ingat , dan akan selalu dinanti...
itulah yang dinamakan keluarga...
dan keluarga itu bernama psychocholate... :)

# dedicated to all of my brothers and sisters in psychocholate...

Selasa, 10 April 2012

Tentang Matahariku

Bintang, aku punya cerita yang ingin kubagi bersamamu. Ini tentang perasaanku. Tahukah kamu bintang? Sekarang aku telah memiliki seseorang yang sangat menyayangiku apa adanya. Dia adalah salah satu dari kisah masa laluku yang kembali datang dengan membawa secercah harapan untuk masa depan. Sungguh indah, bukan? Aaah, belum seberapa itu bintang! Masih ada lagi cerita dibalik cerita yang akan aku uraikan di lembaran kertas putih ini. Maukah kau memberikan sedikit sinarmu padaku agar aku tetap terang dalam kegelapan? Oo, maksudku biar aku tetap semangat saat bercerita kepadamu....
Bintang, mungkin kamu udah tahu sepenggal cerita tentang aku dan dia. Yah, walaupun aku belum cerita sepenuhnya, tapi sedikitnya kamu taulah bagaimana aku sekarang. Ini semua karena dia, bintang! Dia yang selalu mewarnai hari-hariku dalam 6 bulan teakhir ini. Dia yang selalu penuh dengan kejutan dan rahasia unik yang tak pernah kuduga sebelumnya. Dia yang posesif namun sangat memberikan kebebasan padaku. Lho? Posesif kok bebas? Maksudnya selama aku masih belum dinikahinya, maka aku boleh melakukan kegiatan apa saja asal aku senang dan tidak melanggar kode etik hubungan kami. Hmmm, kita sebut saja nama dia itu matahari ya?
Jadi matahari itu adalah seseorang yang pernah hadir dimasa laluku. Dia datang tanpa membawa apa-apa. Hanya bermodalkan perkenalan biasa dan percakapan seadanya lalu dilanjutkan dengan percakapan diluar kebiasaan. Dimana ada kisah-kisah lucu yang pernah kami share sama-sama dulu. Tapi, aku hanya menganggapnya sebagai teman saat itu. Pure teman. Tidak ada perasaan lebih. Aku kira dia juga hanya menganggapku teman, ternyata tidak bintang! Dia menganggapku lebih dari teman. Saat itu posisiku bimbang, karena tidak terbersit dalam hati sebuah rasa suka. Dan pada akhirnya aku tidak menerimanya. Dia lari dan mendapatkan penggantiku yang lebih baik (mungkin). Aku tidak mengapa, namun sedikit merasa kehilangan. Setelah sekian lama tidak melakukan kontak, maka kutemukan lagi bahwa ia telah memiliki penggantiku yang baru. Untuk saat itu entah mengapa hatiku panas dan merasa seperti cemburu. Rasanya tidak menerima bahwa ia mendapatkan lagi sosok pengganti diriku dan mantannya. Namun apa dikata, aku tidak bisa bilang apa-apa. Karena aku bukan siapa-siapanya saat itu. Beberapa bulan kemudian, benang merah mana yang menyatukan kami kembali. Berawal dari sharing tentang tugas PSP, maka berlanjutlah hingga sekarang.
Taukah kamu bintang? Dia menungguku selama 3 tahun lamanya. Dia yakin suatu saat aku akan menerimanya dengan sebuah perasaan yang nyata. Dan sekarang itu nyata. Aku merasa ini jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku dulu, bahwa akan ada seseorang yang tepat datang kepada kita dalam waktu yang tepat. Tidak perlu siapa mencari siapa. Cukup yakini dalam hati bahwa Tuhan telah menitipkan seseorang pada kita untuk kita jaga dan sayangi hatinya. Begitu juga sebaliknya, kita telah dititipkan kepada orang yang akan menjaga dan menyayangi diri kita.
Bintang, mungkin bagi sebagian orang cerita ini tidaklah menarik. Tetapi bagiku cerita ini sangat menarik, karena dia tidak memandang kekuranganku.
I’m not a princess but he likes me. I’m not an angel but he loves me and then i’m not beautiful girl but he need me to keep his heart.
He’s not a prince but i need him. He’s not a rich man but i like him and then he’s not a charming man but i love him. B’coz for me he’s a right man.
Satu hal yang kusadari bahwa fisik bukanlah segalanya. Ketika kita lebih mengutamakan fisik daripada hati, maka hati akan terasa kosong sehingga pandangan ini akan mudah beralih ke fisik lain yang lebih baik dari fisik sebelumnya. Namun, jika kita memilih karena hati, maka jiwa ini akan yakin bahwa tidak ada yang lebih baik dari dia sekalipun dia bukan pangeran berkuda putih. J
Bintang, kuharap ceritaku tetap kamu jaga. Jangan bilang siapa-siapa karena aku malu. Aku malu pada rembulan yang tidak kuajak bercerita. Aku malu pada rembulan yang tidak kubagi kebahagiaan. Dan aku malu jika ia cemburu padamu. Bintang, jaga rahasia ini sampai waktuku tiba. J

Banda Aceh, 10 April 2012
Pukul 01.39 WIB

Lovely Bones :D

Lama tidak berjumpa blogger tersayang. Hari ini aku ingin sedikit bercerita tentang sebuah kisah yang mungkin saja kalian merasakan dan pernah mengalaminya. Jatuh Cinta? Pernahkah kalian rasakan dan alami itu? Aku yakin pasti! Sok yakin deh.... Beneraaaaan.... Aku jamin! Hehehhe... Ok, semua dari kita pasti pernah mengalami “sesuatu” itu. Tidak hanya aku, kamu, dan dia. Tapi juga mereka. “Sesuatu” itu selalu ada dan akan tetap ada sekalipun kita pernah tersakiti karenanya.
Kali ini aku pun turut merasakannya. “Sesuatu” yang telah lama beku itu kini kembali mencair sejak kehadirannya. Sejak ia kembali mengisi langit hati ini dengan bintang beserta cahayanya. Sejak ia turunkan air hujan untuk hatiku yang telah kering kerontang. Dia adalah cahaya kehidupan yang senantiasa menerangi dalam kegelapan sekalipun. Dia adalah karang yang akan melindungiku dari terjangan ombak ganas. Dia adalah alarmku disaat aku lupa hal-hal terpenting dan terindah dalam hidupku. Dia adalah dia yang berbeda dengan yang terdahulu. Ada sebuah harapan yang ingin ia wujudkan. Sebuah harapan yang akan berakhir indah sesuai dengan ridha Illahi. Dia adalah titipan Illahi yang harus kujaga hatinya. Dia adalah dia, pujangga hati pelipur lara disaat aku diam membisu karena rasa rindu. Dia... Sayangku :* :* :* :*
Banda Aceh, 10 April 2012
Pukul 01.45 WIB

Jumat, 02 Maret 2012

01-11-2011 till 01-03-2012 Never End :)


4 bulan sudah kita membina hubungan ini...
Senang, bahagia, sedih, susah, kesal, marah, kecewa kita bagi bersama...
Tidak ada yang terlewatkan walau sedetik sekalipun...
Ungkapan sayang, cinta, amarah, cemburu selalu kita utarakan tanpa beban...
Walau terkadang masih ada rasa segan....
Tuhan tidak pernah salah memberikan kado terindah bagi setiap hamba-Nya....
Dimana pun ia berada, sedang apa ia disana...
Tuhan selalu mengirimkan sinyal cinta bagi hamba-Nya yang sabar dan selalu percaya akan kekuatan cinta...
Namun Tuhan juga selalu mengirimkan sinyal kedukaan bagi hamba-Nya yang sabar dan selalu percaya akan pengganti cinta yang pernah hilang....
Karena setiap yang pergi akan kembali lagi....
4 bulan bukan waktu yang singkat dan waktu yang juga lama...
Begitu banyak cobaan dan godaan yang harus kita lewati bersama guna menjaga kepercayaan serta hati yang mudah goyah....
Begitu banyak harapan dan keinginan yang harus diwujudkan agar tidak sia-sia...
Begitu banyak doa dari keluarga, sahabat dan teman atau bahkan musuh kita sekalipun agar kita tetap bersama dalam naungan-Nya....
Begitu banyak hal-hal yang sudah kita rangkai bersama agar indah pada waktunya...
Kanda, hanya sebait doa dan ungkapan rasa sayang yang bisa dinda berikan sekarang....
Tidak sebatas ucapan...
Tidak sebatas ungkapan...
Harapan bersama ini akan menjadi nyata ketika waktu itu tiba di saat yang tepat....
Happy anniversary, kanda...
Doa dinda, doa kanda, doa kita bersama semoga didengar oleh-Nya...
:)

 02 Maret '12
Pukul 23.20 WIB

Minggu, 19 Februari 2012

ke-Aku-an

Anak muda selalu dipermainkan oleh perasaan. Dari zaman Siti Nurbaya, dari zaman Arthur, atau dari zaman Sam Pek, semua dimainkan perasaan. Hidup terus berjalan. Sudah banyak dongeng tentang cinta. Waktu merambat pasti dan para pujangga tak bosan membual cinta. Cinta dan kehidupan adalah roda manusia untuk berjalan. Kadang kita jatuh dan terperosok, dibutakan dan bertingkah bodoh. Kadang kita berbangga dan jumawa, atau kadang kita bermain sembarangan. Semua itu karena kita bermain dengan perasaan. Tapi, itulah manusia. Makhluk yang mempunyai otak dan perasaan sehingga bisa berubah jadi dewa atau menjelma jadi setan neraka. Dan cinta adalah hal yang sangat membuat perasaan gundah. Perasaan bisa jadi pisau tajam karena cinta, tapi perasaan juga bisa menjadikannya tumpul. Jika kita mengasah pisau setajam-tajamnya, maka pilihan ada dua, kita mampu membabat dengan mudah atau pisau kita tak tahan lama. Semua itu tergantung perasaan dan logika. Perasaan ke-AKU-an yang timbul dalam diri kadang mengubah segalanya jadi egois, mematahkan gendewa dan merusak mata pisau kita.
“Aku sangat senang saat dia tersenyum padaKu. Aku bahagia saat dia menciumKu. Dunia ini terasa indah saat dia balas cintaKu. Dan Aku benci dan gelisah saat dia memarahiKu. Aku bosan dan jenuh saat dia meninggalkanKu. HidupKu tak berarti saat dia pergi dari sisiKu. Semuanya… dan semuanya tentang AKU, AKU dan AKU!”
Kita tidak perduli perasaan dia. Kita acuh terhadap apa yang dia rasakan. Kita tidak pernah berpikir bagaimana kalau AKU adalah DIA. Kita hanya berpikir ke-AKU-an saja. Manusia memang diciptakan dengan mencari kebahagiaan, tapi kebahagiaan seperti apa?
Berbuat baik, mengesampingkan perasaan ke-AKU-an, dan mengorbankan kepentingan, kebanggaan pribadi adalah tugas yang tidak mudah. Kesenangan dan kebahagiaan tentang diri pribadi tak akan pernah habis, tapi kesenangan dan kebahagiaan objektif itu lebih dihargai.
Itulah manusia…
Inilah saya…

_16 agustus 2011_

Sabtu, 18 Februari 2012

Untitled 2

Pasca pecah kongsi dengan “mereka”, aku mengucap syukur.
“Alhamdulillah yah, ternyata Allah masih sayang sama aku. Allah masih kasih kesempatan buat aku untuk bisa melihat dengan mata hati. Yah, mudah-mudahan untuk kedepannya nanti, aku tidak salah langkah dan tidak lagi salah dalam memilih teman. Insyaallah teman-teman yang sekarang itu mau membimbing aku kalau aku ada salah jadinya biar aku juga nggak sia-sia yah ada di kota orang.”
Yah, dari semua permasalahan yang kerap terjadi dalam diri aku, semuanya pasti punya akhir. Seperti sebuah cerita dalam suatu drama, pasti ada endingnya. Kisah apapun itu, baik kisah percintaan, kisah horor, kisah klasik, semuanya memiliki akhir. Hanya saja akhir ceritanya tidak selalu sama dan juga tidak terlalu berbeda.
Aku mulai paham dan sadar mengapa Allah memberikan kita ujian atau cobaan dalam kehidupan. Pertama, karena dengan ujian atau cobaan, kita bisa menjadi lebih dekat kepada-Nya. Kita senantiasa mengingat-Nya, senantiasa bersyukur kepada-Nya, senantiasa berjuang atas perintah-Nya. Kedua, karena dengan ujian atau cobaan, derajat kita akan semakin bertambah dimata-Nya. Jika kita mampu melewati cobaan yang Dia berikan dengan sabar, tegar dan tidak menyimpang maka derajat kita sebagai hamba-Nya akan dinaikkan. Ibaratnya naik pangkat gitu. Yang ketiga, karena dengan ujian atau cobaan yang Dia berikan, kehidupan kita akan semakin berwarna. Coba bayangkan seandainya kita tidak pernah diberikan cobaan atau ujian sedikitpun dari-Nya, kita tidak akan merasakan yang namanya jatuh cinta, putus cinta, patah hati, dikhianati teman, dikhianati sahabat, dicuekkin papa-mama, dimusuhin lingkungan. Lho? bisa dibayangkan nggak jadi berwarna hidup kita. Dengan cobaan, kita bisa menghandle, menyikapi dan saling memahami. Bisa membedakan mana yang baik dan juga yang tidak baik sehingga untuk kedepan nanti kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Oleh karena itu bersyukurlah bagi yang pernah dikasih cobaan. Mau yang ringan atau yang berat sekalipun yang namanya cobaan ya tetap aja namanya cobaan. Kita harus mampu menguasai dan menyikapinya dengan baik.
Dulu ketika aku mengalami cobaan “itu”, jujur aku tidak mampu menguasai dan menyikapi dengan baik. Aku langsung bermusuhan dengan yang mebuat masalah dan berusaha untuk tidak memaafkannya. Namun ternyata aku salah, sebagai manusia aku harus tetap memaafkan kesalahannya. Perkara ia kembali lagi dengan tabiat buruknya itu urusannya dengan Tuhannya. Urusanku hanya memberinya maaf dan menerimanya kembali dengan hati lapang tanpa dendam. Lalu apakah aku sanggup dan berhasil menjalaninya???
Beluuuummm...
Belum seratus persen. Walau aku sudah memaafkannya namun aku belum bisa menerimanya lagi. Sulit sekali. Yah, namanya juga praktik. Banting jauh dengan yang namanya teori yang gampang banget kasih kemudahan. Padahal jika teori itu dipraktikkan, waduh... (jawab masing-masing aja deh...
J)
Tapi sekarang aku mulai bisa memahami bahwasanya dalam keadaan apapun aku harus melupakan masa lalu dan berdamai dengan masa lalu itu sendiri. Lalu aku memaafkan kesalahan yang pernah dilakukannya dan mulai menata kehidupan yang lebih baik.
Walau pada dasarnya manusia itu berbeda, namun manusia itu punya kesamaan, yaitu optimis, berani mengakui kelemahan dan kesalahan, fokus dalam hal positif, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
Belajar dari pengalaman memang bisa menghasilkan kebaikan. Namun tidak selamanya pengalaman itu mengajarkan kebaikan.
Sejak pecah kongsi dengan “mereka”, aku menjadikan kesulitan menjadi kemudahan dan merubah kesedihan menjadi pengalaman yang indah agar hidup ini menjadi lebih bermakna.  
Terima kasih buat mereka yang telah memberikan warna dalam hidupku.

Untitled 2

Pasca pecah kongsi dengan “mereka”, aku mengucap syukur.
“Alhamdulillah yah, ternyata Allah masih sayang sama aku. Allah masih kasih kesempatan buat aku untuk bisa melihat dengan mata hati. Yah, mudah-mudahan untuk kedepannya nanti, aku tidak salah langkah dan tidak lagi salah dalam memilih teman. Insyaallah teman-teman yang sekarang itu mau membimbing aku kalau aku ada salah jadinya biar aku juga nggak sia-sia yah ada di kota orang.”
Yah, dari semua permasalahan yang kerap terjadi dalam diri aku, semuanya pasti punya akhir. Seperti sebuah cerita dalam suatu drama, pasti ada endingnya. Kisah apapun itu, baik kisah percintaan, kisah horor, kisah klasik, semuanya memiliki akhir. Hanya saja akhir ceritanya tidak selalu sama dan juga tidak terlalu berbeda.
Aku mulai paham dan sadar mengapa Allah memberikan kita ujian atau cobaan dalam kehidupan. Pertama, karena dengan ujian atau cobaan, kita bisa menjadi lebih dekat kepada-Nya. Kita senantiasa mengingat-Nya, senantiasa bersyukur kepada-Nya, senantiasa berjuang atas perintah-Nya. Kedua, karena dengan ujian atau cobaan, derajat kita akan semakin bertambah dimata-Nya. Jika kita mampu melewati cobaan yang Dia berikan dengan sabar, tegar dan tidak menyimpang maka derajat kita sebagai hamba-Nya akan dinaikkan. Ibaratnya naik pangkat gitu. Yang ketiga, karena dengan ujian atau cobaan yang Dia berikan, kehidupan kita akan semakin berwarna. Coba bayangkan seandainya kita tidak pernah diberikan cobaan atau ujian sedikitpun dari-Nya, kita tidak akan merasakan yang namanya jatuh cinta, putus cinta, patah hati, dikhianati teman, dikhianati sahabat, dicuekkin papa-mama, dimusuhin lingkungan. Lho? bisa dibayangkan nggak jadi berwarna hidup kita. Dengan cobaan, kita bisa menghandle, menyikapi dan saling memahami. Bisa membedakan mana yang baik dan juga yang tidak baik sehingga untuk kedepan nanti kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Oleh karena itu bersyukurlah bagi yang pernah dikasih cobaan. Mau yang ringan atau yang berat sekalipun yang namanya cobaan ya tetap aja namanya cobaan. Kita harus mampu menguasai dan menyikapinya dengan baik.
Dulu ketika aku mengalami cobaan “itu”, jujur aku tidak mampu menguasai dan menyikapi dengan baik. Aku langsung bermusuhan dengan yang mebuat masalah dan berusaha untuk tidak memaafkannya. Namun ternyata aku salah, sebagai manusia aku harus tetap memaafkan kesalahannya. Perkara ia kembali lagi dengan tabiat buruknya itu urusannya dengan Tuhannya. Urusanku hanya memberinya maaf dan menerimanya kembali dengan hati lapang tanpa dendam. Lalu apakah aku sanggup dan berhasil menjalaninya???
Beluuuummm...
Belum seratus persen. Walau aku sudah memaafkannya namun aku belum bisa menerimanya lagi. Sulit sekali. Yah, namanya juga praktik. Banting jauh dengan yang namanya teori yang gampang banget kasih kemudahan. Padahal jika teori itu dipraktikkan, waduh... (jawab masing-masing aja deh...
J)
Tapi sekarang aku mulai bisa memahami bahwasanya dalam keadaan apapun aku harus melupakan masa lalu dan berdamai dengan masa lalu itu sendiri. Lalu aku memaafkan kesalahan yang pernah dilakukannya dan mulai menata kehidupan yang lebih baik.
Walau pada dasarnya manusia itu berbeda, namun manusia itu punya kesamaan, yaitu optimis, berani mengakui kelemahan dan kesalahan, fokus dalam hal positif, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
Belajar dari pengalaman memang bisa menghasilkan kebaikan. Namun tidak selamanya pengalaman itu mengajarkan kebaikan.
Sejak pecah kongsi dengan “mereka”, aku menjadikan kesulitan menjadi kemudahan dan merubah kesedihan menjadi pengalaman yang indah agar hidup ini menjadi lebih bermakna.  
Terima kasih buat mereka yang telah memberikan warna dalam hidupku.

Sebatas Khayalan

Aku sayang kamu...
Buliran airmata ini jatuh seketika membasahi pipi yang tengah merona karena jatuh cinta...
Bukan karena aku terharu akan perhatiannya.
Namun karena keacuhannya.
Aku tersadar dari lamunan panjang yang memberikan warna keindahan akan sebuah romansa kenangan.
Semua terpampang jelas dalam ingatan tentang aku dan kau.
Menyatu dalam angan membangun istana kasih sayang.
Namun ku masih harus berada dalam lamunan panjang itu.
Khayalan ku akan dirimu masih sebatas khayalan.
Kutidak sanggup untuk memulai.
Kuhanya sanggup untuk menunggu kepastian dari hatimu.
Ku menunggu kau melihat diriku dengan nyata dan kau gunakan hatimu untuk menyapaku.
Tidak sekadar karena fisikku namun karena hatiku.
Bundaran kristal itu harus kembali jatuh ketika melihatmu tertawa riang.
Bukan untukku, tetapi untuk dia yang mungkin telah menghiasi hatimu.
Aku menunggu bulan purnama di kegelapan malam.
Menunggu bintang kejora menyapa riang tanpa adanya tangisan kesedihan...
Akankah kau sadar dan melihatku sekarang?
Ku berdiri disampingmu.
Nyata bukan sebatas khayalan....
^^