Rabu, 09 Februari 2011

Hanya Ini (Unbelieveable)

Biarkan waktu mengungkap segalanya, Sayang. Bait-bait kata terkadang tak mampu menorehkan alasan yg tepat kenapa kita tak lagi bersama.

Kenangan hanya tinggal kenangan. Semua berbalut oleh kehampaan dan kesakitan. Tidak hanya dirimu yang merasakan sakitnya tak lagi bersama.

Aku, dia dan mereka merasakan hal yang serupa. Hanya saja ekspresi kita yang berbeda.
Perbedaan yang telah terungkap telah menggubah segalanya. Aku berusaha sabar dalam berharap. Namun, selalu ada saja penghalang. Aku selalu menanti kapan semua ini akan berakhir. Namun, selalu saja ada yang mengawali.

Tidak ada yang abadi di dunia ini. semua akan kembali pada Sang Khalik. Sakit sekali rasanya harus melupakan seseorang yang telah kita kenal dalam hidup dan kini hanya menjadi kisah klasik.

Rindu itu menyeruak didada saat melihat kosongnya harapan dalam harapan. Aku menangis melihat kau berdiri lusuh di onggok pinggiran pasir putih. Menatap sendu ombak yang bergayung mesra.

Sakit rasanya harus kehilangan orang terkasih dan terpercaya. Rasanya seperti tangan yang teriris pisau lalu disirami oleh air jeruk. Wooow! Perih sekali. Sangat perih tak tertandingi.

Itulah yang aku rasakan, sayang. Tidak ada yang ingin semua ini terjadi.
Bukan, aku, kamu, dia ataupun mereka yang menggubah segalanya. 

Tetapi waktu yang berkata dan berubahlah segalanya.

Kebersamaan itu tidak akan pernah hilang.

Kesalahan itu tidak akan pernah terjadi jika tiada musabab.
Hanya engkau yang tahu apa yang tidak aku tahu.

Aku memang bukan siapa-siapa bagimu. Mungkin aku hanya seorang gadis yang datang saat-saat detik terakhir dalam kehidupanmu.
Aku paham bagaimana rasanya di mutilasi secara hati.
Aku paham mengapa semua ini harus terjadi.

Tidak ada yang pernah menduga hal ini akan terjadi, sayang.
Awalnya aku kira kita akan baik-baik saja. Namun ternyata waktu tak rela kita terus bersama. 

Tidak adil bagi waktu untuk merahasiakannya. Harus terungkap! Dan ternyata memang harus terungkap.

Tiada yang pernah menduga ada cerita dibalik cerita. Ada luka dibalik candaan dan ada hinaan dibalik perkataan. Ada cemoohan dibalik perbuatan.

Semua terangkai indah tanpa arah yang jelas. Mengalir bagai air sungai. Tenang. Senyap. Tanpa amarah dan gelisah.

Walau maaf telah terucap, tidak semudah itu sayang.

Aku bukan wanita yang luar biasa yang sanggup menerima segala kesalahan yang telah diperbuat. Aku bukanlah malaikat yang sanggup mendengar cerita dibalik cerita. Aku hanya wanita biasa dengan segala keterbatasan.
Tidak ada yang salah.
Kamu, dia ataupun mereka tidak salah.
Bisa jadi aku yang salah.
Salah akan sikap yang tidak sesuai dengan perkataan.
Semua kenangan yang telah kita lalui bersama selalu terekan dan selalu kuingat.
Bantahan, anggukan dan afek datar ekspresi selalu menghampiri.

Aku sadar, semua telah berubah.
Semua telah menjadi tidak bahagia.
Wajah ini hanya sebuah topeng.
Aku takut jika terlalu banyak berucap hanya akan merusak topeng jelekku.

Sayang, terima kasih atas doa dan pengakuanmu.
Lebih baik kita saling berbenah sebelum semuanya menjadi rumit.
Karena aku juga bingung apa yang harus aku lakukan agar semuanya kembali sedia kala...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar