Minggu, 05 Desember 2010

Kita juga Selebriti...

Kalo denger kata selebriti pasti yang terbayang d benak kita adalah Shireen Sungkar, Teuku Wisnu, Indra Bekti, Indra L Bruggman, Cinta Laura, Nuri Maulida, Olga Syahputra, Laudya Chyntia Bella de el el...
Yap! kita mengenal mereka sebagai selebriti papan atas d indonesia..
Tapi kita sadar gag kalo sebenarnya kita yang bukan selebriti papan atas juga adalah seorang selebriti!
Utk menjadi seleb gag harus cantik, modis, gaul ato yang lainnya..
cukup dengan menjadi diri sendiri yang selalu tampil apa adanya, diri yang fleksibel, kakak/abang yang punya perilaku yg baik, anak-anak yang berbakti pada ayah dan ibunya...
kita juga seleb!
bukan berarti kita narsis ato terlalu berobsesi pengen banget seperti Olga, Indra n Bellla..
ato juga bukan krn ini impian terpendam..
bukan!
kita juga seleb krn kita adalah pemain-pemain yang d instruksikan oleh produser sekaligus sutradara dunia akhirat..
Allah swt..
ya, kita adalah pemain-pemain yang memiliki tanggung jawab dunia akhirat kepada produser dan sutradara kita kelak..
kita d dunia ini telah memainkan peran sesuai dengan skenario-Nya..
saiia seperti ini karena peran saiia memang seperti itu..
kamu, dia, ataupun mereka juga demikian sama..
jika seleb papan atas hanya bermain dalam sebuah 'ruangan' yang tidak nyata (fiktif), kita bermain dalam 'ruangan' yg nyata..
menghadapi masalah, memecahkan masalah dan memendam masalah..
tergantung skenario-Nya pula..
jika kita mampu, maka kita adalah selebriti dunia d mata Allah yang sukses memerankan skenario-Nya dengan baik..

* pertanyaannya, apakah saiia telah menjadi selebriti yg baik d mata Allah? 

Tapak kilas Skizofrenia

Assalamu'alaikum...
Malam blogger mania..
Tadi sebelum punya ide utk ngepost entri, gue telpon telponan dengan nyokap gw.
Biasa, gw d tanyain lagi dimana n ngapain aja.
Alhamdulillah gw d rumah barengan roomate gw.
Fiuh, nyokap cerita sesuatu yang menurut gw pas banget dengan jurusan gw sekarang.
Yang dialami seseorang itu mengingatkan gw tentang mata kuliah gw yang hampir saja terlupakan.
Yup!
Gw teringet psikologi abnormal.
Pembahasan yang mengenai skizofrenia.
Mungkin sebagian dari teman-teman udah tau apa sih itu skizofrenia.
Makanan apa?
Berasal darimana?
N kegunaannya apa?
Lho?
Skizofrenia itu bukan makanan teman.
Skizofrenia itu merupaka penyakit kejiwaan yang sampai saat ini deskripsi jelasnya belum terlalu rinci diketahui.
So, gw hanya ingin berbagi sedikit aja kepada teman-teman apa itu skizofrenia n seperti apa sih?
Hm, sekedar info kalo semua yang mengenai skizofrenia ini gw kutip dari sumber terpercaya..
Terkadang kita harus peka terhadap skizofrenia karena ini gangguan psikotik yang memiliki ketergantungan obat terhebat!
Dosen gw pernah cerita ketika beliau kuliah S2 beliau melakukan observasi d rumah sakit jiwa dan saat itu beliau tengah hamil muda. Beliau bilang, ketika kita berhadapan dengan pasien skizofrenia maka benar-benarlah bersikap rasional dan jangan sampai terpengaruh oleh perkataan mereka. Karena apa yang mereka katakan itu mempengaruhi kognisi kita. Maka, selepas mengobservasi mereka kalian harus hilangkan apa yang telah lakukan sebelumnya. Misalnya, kalian menelpon ayah atau ibu atau kalian juga bisa bercerita kepada teman sejawat.
Kenapa?
Agar apa yang telah kalian dengar dari pasien skizofrenia tdk mempengaruhi jiwa dan pikiran anda.
So, ini listnya..
Hm, gw cuma sanggup ketik segini dulu..
Soalnya banyak banget boogie..
Jadi, selamat menikmati....
^_^
Simtom klinis skizofrenia yang dialami pasien mencakup gangguan dalam beberapa hal penting seperti pikiran, persepsi, dan perhatian; perilaku motorik; afek atau emosi; dan keberfungsian hidup. Rentang masalah orang-orang yang didiagnosis menderita skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu waktu pasien umumnya mengalami hanya beberapa masalah dari masalah tersebut. 
Simtom-simtom utama dalam skizofrenia yaitu:
1. Simtom positif
Simtom ini mencakup hal-hal yang berlebihan atau distorsi, seperti halusinasi dan waham.
Delusi (atau lebih dikenal dengan istilah waham). Tidak diragukan lagi bahwa suatu saat kita semau pernah merasa khawatir karena kita yakin bahwa orang lain berpikir buruk tentang diri kita. Kadang keyakinan itu benar. Walaupun demikian, coba kita bayangkan kesedihan yang akan timbul jika anda sangat yakin bahwa orang tidak menyukai anda dan menyerang anda. Bayangkan saja penjahat memgejar anda dengan alat-alat canggih, sehingga setiap percakapan anda dengan orang lain bisa terdeteksi oleh penjahat tersebut. Bila anda bertemu dengan orang yang baru pertama kali anda temui maka anda akan bercerita tentang ketakutan anda dikejar-kejar oleh penjahat dan anda akan bertanya apakah anda termasuk salah satu komplotan penjahat tersebut?
Waham (delusi) merupakan keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan. Gambaran delusi dibawah ini dikutip dari Mellor (1970).
Pasien yakin bahwa pikiran mereka disiarkan dan ditransmisikan sehingga orang lain mengetahui apa yang mereka pikirkan.
Seorang mahasiswa berusia 21 tahun (mengetahui bahwa) "ketika saya berpikir, pikiran saya keluar dari kepala saya melalui sejenis pita transmitter metal. Semua orang di sekeliling saya hanya perlu memasukkan pita tersebut kedalam pikiran mereka dan mereka dapat mengetahui pikiran saya."
Meskipun waham terjadi pada pasien skizofrenia, namun juga terjadi pada penderita mania, depresi, dan gangguan waham meskipun demikian, waham yang dialami pasien skizofrenia lebih aneh dibanding delusi yang dialami pasien lainnya (Junginger, Barker, & Coe, 1992).
Halusinasi dan gangguan persepsi lain. Biasanya pasien menuturkan bahwa dunia tampak berbeda dalam satu atau lain cara atau bahkan tidak nyata bagi mereka. Seorang pasien dapat menyebutkan berbagai perubahan tubuh mereka yang dapat merasakan sesuatu seolah-olah seperti mesin.
Saya tidak bisa berkonsentrasi pada televisi karena saya tidak bisa melihat layar dan pada saat bersamaan mendengarkan apa yang dikatakan. Tampaknya saya tidak bisa menerima dua hal semacam itu secara bersamaan, terutama bila salah satu hal tersebut berkenaan dengan mendengarkan sesuatu. Disisi lain tampaknya saya selalu menerima terlalu banyak hal dalam satu waktu, kemudian saya tidak bisa mengatasinya dan tidak bisa mencernanya. (McGhie & Chapman, 1961, hlm 106)
Distorsi persepsi yang paling dramatis adalah halusinasi, yaitu suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari lingkungan. Yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditori bukan visual; 74 persen dari suatu sampel menuturkan mengalami halusinasi auditori (Sartorius dkk, 1974). Seperti halnya waham, halusinasi dapat menjadi pengalaman yang menakutkan.
Tipe-tipe halusinasi tersebut antara lain seperti dibawah ini (dikutip dari Mellor, 1970).
Beberapa pasien skizofrenia menuturkan bahwa mereka mendengar pikiran mereka diucapkan oleh suara lain.
Ibu rumah tangga berusia 32 tahun tersebut mengeluh tentang suara laki-laki yang berbicara dengan berbisik dari suatu titik kira-kira dua kaki diatas kepalanya. Suara tersebut akan mengulang semua pikiran pasien yang mengarah ke suatu hal bahkan pikiran-pikiran yang paling umum sekalipun. Bila pasien berpikir, "saya harus memasak air di ketel, "dan tidak lebih dari satu detik kemudian suara tersebut akan berkata, "saya harus memasak air di ketel." suara tersebut sering mengucapkan hal yang sebaliknya, "jangan memasak air di ketel." (hlm 16).
2. Simtom Negatif 
Simtom ini meliputi defisit behavioral, seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas.
3. Simtom Disorganisasi
Simtom ini mencakup disorganisasi pembicaraan dan perilaku aneh (bizarre).
4. Simtom lain
Simtom lain meliputi katatonia dan afek yang tidak sesuai.
Secara bersama-sama simtom-simtom skizofrenia memberika efek mendalam bagi kehidupan para pasien serta keluarga dan teman-teman mereka. Delusi dan halusinasi yang mereka alami dapat membuat mereka atau orang lain sangat menderita, yang diperparah dengan fakta bahwa harapan dan impian mereka telah hancur. Kerusakan kognitif dan avolition yang mereka alami membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan secara stabil, sehingga membuat mereka menjadi miskin bahkan hidup sebagai gelandangan. Perilaku mereka yang aneh membuat mereka kehilangan teman, eksistensi yang terisolasi, dan kadang pelecehan dan tudingan dari orang lain. Tingkat penyalahgunaan zat tinggi (Fowler dkk, 1998), mungkin mencerminkan upaya utk terbebas dari berbagai emosi negatif (Blanchard dkk, 1999). Maka, tidak mengherankan bila angka bunuh diri di kalangan pasien skizofrenia tinggi.
So, agak gimana kan skizofrenia itu?
Membingungkan tapi nyata!
Hehehe..
See you next time..
:)