Selasa, 10 April 2012

Tentang Matahariku

Bintang, aku punya cerita yang ingin kubagi bersamamu. Ini tentang perasaanku. Tahukah kamu bintang? Sekarang aku telah memiliki seseorang yang sangat menyayangiku apa adanya. Dia adalah salah satu dari kisah masa laluku yang kembali datang dengan membawa secercah harapan untuk masa depan. Sungguh indah, bukan? Aaah, belum seberapa itu bintang! Masih ada lagi cerita dibalik cerita yang akan aku uraikan di lembaran kertas putih ini. Maukah kau memberikan sedikit sinarmu padaku agar aku tetap terang dalam kegelapan? Oo, maksudku biar aku tetap semangat saat bercerita kepadamu....
Bintang, mungkin kamu udah tahu sepenggal cerita tentang aku dan dia. Yah, walaupun aku belum cerita sepenuhnya, tapi sedikitnya kamu taulah bagaimana aku sekarang. Ini semua karena dia, bintang! Dia yang selalu mewarnai hari-hariku dalam 6 bulan teakhir ini. Dia yang selalu penuh dengan kejutan dan rahasia unik yang tak pernah kuduga sebelumnya. Dia yang posesif namun sangat memberikan kebebasan padaku. Lho? Posesif kok bebas? Maksudnya selama aku masih belum dinikahinya, maka aku boleh melakukan kegiatan apa saja asal aku senang dan tidak melanggar kode etik hubungan kami. Hmmm, kita sebut saja nama dia itu matahari ya?
Jadi matahari itu adalah seseorang yang pernah hadir dimasa laluku. Dia datang tanpa membawa apa-apa. Hanya bermodalkan perkenalan biasa dan percakapan seadanya lalu dilanjutkan dengan percakapan diluar kebiasaan. Dimana ada kisah-kisah lucu yang pernah kami share sama-sama dulu. Tapi, aku hanya menganggapnya sebagai teman saat itu. Pure teman. Tidak ada perasaan lebih. Aku kira dia juga hanya menganggapku teman, ternyata tidak bintang! Dia menganggapku lebih dari teman. Saat itu posisiku bimbang, karena tidak terbersit dalam hati sebuah rasa suka. Dan pada akhirnya aku tidak menerimanya. Dia lari dan mendapatkan penggantiku yang lebih baik (mungkin). Aku tidak mengapa, namun sedikit merasa kehilangan. Setelah sekian lama tidak melakukan kontak, maka kutemukan lagi bahwa ia telah memiliki penggantiku yang baru. Untuk saat itu entah mengapa hatiku panas dan merasa seperti cemburu. Rasanya tidak menerima bahwa ia mendapatkan lagi sosok pengganti diriku dan mantannya. Namun apa dikata, aku tidak bisa bilang apa-apa. Karena aku bukan siapa-siapanya saat itu. Beberapa bulan kemudian, benang merah mana yang menyatukan kami kembali. Berawal dari sharing tentang tugas PSP, maka berlanjutlah hingga sekarang.
Taukah kamu bintang? Dia menungguku selama 3 tahun lamanya. Dia yakin suatu saat aku akan menerimanya dengan sebuah perasaan yang nyata. Dan sekarang itu nyata. Aku merasa ini jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku dulu, bahwa akan ada seseorang yang tepat datang kepada kita dalam waktu yang tepat. Tidak perlu siapa mencari siapa. Cukup yakini dalam hati bahwa Tuhan telah menitipkan seseorang pada kita untuk kita jaga dan sayangi hatinya. Begitu juga sebaliknya, kita telah dititipkan kepada orang yang akan menjaga dan menyayangi diri kita.
Bintang, mungkin bagi sebagian orang cerita ini tidaklah menarik. Tetapi bagiku cerita ini sangat menarik, karena dia tidak memandang kekuranganku.
I’m not a princess but he likes me. I’m not an angel but he loves me and then i’m not beautiful girl but he need me to keep his heart.
He’s not a prince but i need him. He’s not a rich man but i like him and then he’s not a charming man but i love him. B’coz for me he’s a right man.
Satu hal yang kusadari bahwa fisik bukanlah segalanya. Ketika kita lebih mengutamakan fisik daripada hati, maka hati akan terasa kosong sehingga pandangan ini akan mudah beralih ke fisik lain yang lebih baik dari fisik sebelumnya. Namun, jika kita memilih karena hati, maka jiwa ini akan yakin bahwa tidak ada yang lebih baik dari dia sekalipun dia bukan pangeran berkuda putih. J
Bintang, kuharap ceritaku tetap kamu jaga. Jangan bilang siapa-siapa karena aku malu. Aku malu pada rembulan yang tidak kuajak bercerita. Aku malu pada rembulan yang tidak kubagi kebahagiaan. Dan aku malu jika ia cemburu padamu. Bintang, jaga rahasia ini sampai waktuku tiba. J

Banda Aceh, 10 April 2012
Pukul 01.39 WIB

Lovely Bones :D

Lama tidak berjumpa blogger tersayang. Hari ini aku ingin sedikit bercerita tentang sebuah kisah yang mungkin saja kalian merasakan dan pernah mengalaminya. Jatuh Cinta? Pernahkah kalian rasakan dan alami itu? Aku yakin pasti! Sok yakin deh.... Beneraaaaan.... Aku jamin! Hehehhe... Ok, semua dari kita pasti pernah mengalami “sesuatu” itu. Tidak hanya aku, kamu, dan dia. Tapi juga mereka. “Sesuatu” itu selalu ada dan akan tetap ada sekalipun kita pernah tersakiti karenanya.
Kali ini aku pun turut merasakannya. “Sesuatu” yang telah lama beku itu kini kembali mencair sejak kehadirannya. Sejak ia kembali mengisi langit hati ini dengan bintang beserta cahayanya. Sejak ia turunkan air hujan untuk hatiku yang telah kering kerontang. Dia adalah cahaya kehidupan yang senantiasa menerangi dalam kegelapan sekalipun. Dia adalah karang yang akan melindungiku dari terjangan ombak ganas. Dia adalah alarmku disaat aku lupa hal-hal terpenting dan terindah dalam hidupku. Dia adalah dia yang berbeda dengan yang terdahulu. Ada sebuah harapan yang ingin ia wujudkan. Sebuah harapan yang akan berakhir indah sesuai dengan ridha Illahi. Dia adalah titipan Illahi yang harus kujaga hatinya. Dia adalah dia, pujangga hati pelipur lara disaat aku diam membisu karena rasa rindu. Dia... Sayangku :* :* :* :*
Banda Aceh, 10 April 2012
Pukul 01.45 WIB

Jumat, 02 Maret 2012

01-11-2011 till 01-03-2012 Never End :)


4 bulan sudah kita membina hubungan ini...
Senang, bahagia, sedih, susah, kesal, marah, kecewa kita bagi bersama...
Tidak ada yang terlewatkan walau sedetik sekalipun...
Ungkapan sayang, cinta, amarah, cemburu selalu kita utarakan tanpa beban...
Walau terkadang masih ada rasa segan....
Tuhan tidak pernah salah memberikan kado terindah bagi setiap hamba-Nya....
Dimana pun ia berada, sedang apa ia disana...
Tuhan selalu mengirimkan sinyal cinta bagi hamba-Nya yang sabar dan selalu percaya akan kekuatan cinta...
Namun Tuhan juga selalu mengirimkan sinyal kedukaan bagi hamba-Nya yang sabar dan selalu percaya akan pengganti cinta yang pernah hilang....
Karena setiap yang pergi akan kembali lagi....
4 bulan bukan waktu yang singkat dan waktu yang juga lama...
Begitu banyak cobaan dan godaan yang harus kita lewati bersama guna menjaga kepercayaan serta hati yang mudah goyah....
Begitu banyak harapan dan keinginan yang harus diwujudkan agar tidak sia-sia...
Begitu banyak doa dari keluarga, sahabat dan teman atau bahkan musuh kita sekalipun agar kita tetap bersama dalam naungan-Nya....
Begitu banyak hal-hal yang sudah kita rangkai bersama agar indah pada waktunya...
Kanda, hanya sebait doa dan ungkapan rasa sayang yang bisa dinda berikan sekarang....
Tidak sebatas ucapan...
Tidak sebatas ungkapan...
Harapan bersama ini akan menjadi nyata ketika waktu itu tiba di saat yang tepat....
Happy anniversary, kanda...
Doa dinda, doa kanda, doa kita bersama semoga didengar oleh-Nya...
:)

 02 Maret '12
Pukul 23.20 WIB

Minggu, 19 Februari 2012

ke-Aku-an

Anak muda selalu dipermainkan oleh perasaan. Dari zaman Siti Nurbaya, dari zaman Arthur, atau dari zaman Sam Pek, semua dimainkan perasaan. Hidup terus berjalan. Sudah banyak dongeng tentang cinta. Waktu merambat pasti dan para pujangga tak bosan membual cinta. Cinta dan kehidupan adalah roda manusia untuk berjalan. Kadang kita jatuh dan terperosok, dibutakan dan bertingkah bodoh. Kadang kita berbangga dan jumawa, atau kadang kita bermain sembarangan. Semua itu karena kita bermain dengan perasaan. Tapi, itulah manusia. Makhluk yang mempunyai otak dan perasaan sehingga bisa berubah jadi dewa atau menjelma jadi setan neraka. Dan cinta adalah hal yang sangat membuat perasaan gundah. Perasaan bisa jadi pisau tajam karena cinta, tapi perasaan juga bisa menjadikannya tumpul. Jika kita mengasah pisau setajam-tajamnya, maka pilihan ada dua, kita mampu membabat dengan mudah atau pisau kita tak tahan lama. Semua itu tergantung perasaan dan logika. Perasaan ke-AKU-an yang timbul dalam diri kadang mengubah segalanya jadi egois, mematahkan gendewa dan merusak mata pisau kita.
“Aku sangat senang saat dia tersenyum padaKu. Aku bahagia saat dia menciumKu. Dunia ini terasa indah saat dia balas cintaKu. Dan Aku benci dan gelisah saat dia memarahiKu. Aku bosan dan jenuh saat dia meninggalkanKu. HidupKu tak berarti saat dia pergi dari sisiKu. Semuanya… dan semuanya tentang AKU, AKU dan AKU!”
Kita tidak perduli perasaan dia. Kita acuh terhadap apa yang dia rasakan. Kita tidak pernah berpikir bagaimana kalau AKU adalah DIA. Kita hanya berpikir ke-AKU-an saja. Manusia memang diciptakan dengan mencari kebahagiaan, tapi kebahagiaan seperti apa?
Berbuat baik, mengesampingkan perasaan ke-AKU-an, dan mengorbankan kepentingan, kebanggaan pribadi adalah tugas yang tidak mudah. Kesenangan dan kebahagiaan tentang diri pribadi tak akan pernah habis, tapi kesenangan dan kebahagiaan objektif itu lebih dihargai.
Itulah manusia…
Inilah saya…

_16 agustus 2011_

Sabtu, 18 Februari 2012

Untitled 2

Pasca pecah kongsi dengan “mereka”, aku mengucap syukur.
“Alhamdulillah yah, ternyata Allah masih sayang sama aku. Allah masih kasih kesempatan buat aku untuk bisa melihat dengan mata hati. Yah, mudah-mudahan untuk kedepannya nanti, aku tidak salah langkah dan tidak lagi salah dalam memilih teman. Insyaallah teman-teman yang sekarang itu mau membimbing aku kalau aku ada salah jadinya biar aku juga nggak sia-sia yah ada di kota orang.”
Yah, dari semua permasalahan yang kerap terjadi dalam diri aku, semuanya pasti punya akhir. Seperti sebuah cerita dalam suatu drama, pasti ada endingnya. Kisah apapun itu, baik kisah percintaan, kisah horor, kisah klasik, semuanya memiliki akhir. Hanya saja akhir ceritanya tidak selalu sama dan juga tidak terlalu berbeda.
Aku mulai paham dan sadar mengapa Allah memberikan kita ujian atau cobaan dalam kehidupan. Pertama, karena dengan ujian atau cobaan, kita bisa menjadi lebih dekat kepada-Nya. Kita senantiasa mengingat-Nya, senantiasa bersyukur kepada-Nya, senantiasa berjuang atas perintah-Nya. Kedua, karena dengan ujian atau cobaan, derajat kita akan semakin bertambah dimata-Nya. Jika kita mampu melewati cobaan yang Dia berikan dengan sabar, tegar dan tidak menyimpang maka derajat kita sebagai hamba-Nya akan dinaikkan. Ibaratnya naik pangkat gitu. Yang ketiga, karena dengan ujian atau cobaan yang Dia berikan, kehidupan kita akan semakin berwarna. Coba bayangkan seandainya kita tidak pernah diberikan cobaan atau ujian sedikitpun dari-Nya, kita tidak akan merasakan yang namanya jatuh cinta, putus cinta, patah hati, dikhianati teman, dikhianati sahabat, dicuekkin papa-mama, dimusuhin lingkungan. Lho? bisa dibayangkan nggak jadi berwarna hidup kita. Dengan cobaan, kita bisa menghandle, menyikapi dan saling memahami. Bisa membedakan mana yang baik dan juga yang tidak baik sehingga untuk kedepan nanti kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Oleh karena itu bersyukurlah bagi yang pernah dikasih cobaan. Mau yang ringan atau yang berat sekalipun yang namanya cobaan ya tetap aja namanya cobaan. Kita harus mampu menguasai dan menyikapinya dengan baik.
Dulu ketika aku mengalami cobaan “itu”, jujur aku tidak mampu menguasai dan menyikapi dengan baik. Aku langsung bermusuhan dengan yang mebuat masalah dan berusaha untuk tidak memaafkannya. Namun ternyata aku salah, sebagai manusia aku harus tetap memaafkan kesalahannya. Perkara ia kembali lagi dengan tabiat buruknya itu urusannya dengan Tuhannya. Urusanku hanya memberinya maaf dan menerimanya kembali dengan hati lapang tanpa dendam. Lalu apakah aku sanggup dan berhasil menjalaninya???
Beluuuummm...
Belum seratus persen. Walau aku sudah memaafkannya namun aku belum bisa menerimanya lagi. Sulit sekali. Yah, namanya juga praktik. Banting jauh dengan yang namanya teori yang gampang banget kasih kemudahan. Padahal jika teori itu dipraktikkan, waduh... (jawab masing-masing aja deh...
J)
Tapi sekarang aku mulai bisa memahami bahwasanya dalam keadaan apapun aku harus melupakan masa lalu dan berdamai dengan masa lalu itu sendiri. Lalu aku memaafkan kesalahan yang pernah dilakukannya dan mulai menata kehidupan yang lebih baik.
Walau pada dasarnya manusia itu berbeda, namun manusia itu punya kesamaan, yaitu optimis, berani mengakui kelemahan dan kesalahan, fokus dalam hal positif, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
Belajar dari pengalaman memang bisa menghasilkan kebaikan. Namun tidak selamanya pengalaman itu mengajarkan kebaikan.
Sejak pecah kongsi dengan “mereka”, aku menjadikan kesulitan menjadi kemudahan dan merubah kesedihan menjadi pengalaman yang indah agar hidup ini menjadi lebih bermakna.  
Terima kasih buat mereka yang telah memberikan warna dalam hidupku.

Untitled 2

Pasca pecah kongsi dengan “mereka”, aku mengucap syukur.
“Alhamdulillah yah, ternyata Allah masih sayang sama aku. Allah masih kasih kesempatan buat aku untuk bisa melihat dengan mata hati. Yah, mudah-mudahan untuk kedepannya nanti, aku tidak salah langkah dan tidak lagi salah dalam memilih teman. Insyaallah teman-teman yang sekarang itu mau membimbing aku kalau aku ada salah jadinya biar aku juga nggak sia-sia yah ada di kota orang.”
Yah, dari semua permasalahan yang kerap terjadi dalam diri aku, semuanya pasti punya akhir. Seperti sebuah cerita dalam suatu drama, pasti ada endingnya. Kisah apapun itu, baik kisah percintaan, kisah horor, kisah klasik, semuanya memiliki akhir. Hanya saja akhir ceritanya tidak selalu sama dan juga tidak terlalu berbeda.
Aku mulai paham dan sadar mengapa Allah memberikan kita ujian atau cobaan dalam kehidupan. Pertama, karena dengan ujian atau cobaan, kita bisa menjadi lebih dekat kepada-Nya. Kita senantiasa mengingat-Nya, senantiasa bersyukur kepada-Nya, senantiasa berjuang atas perintah-Nya. Kedua, karena dengan ujian atau cobaan, derajat kita akan semakin bertambah dimata-Nya. Jika kita mampu melewati cobaan yang Dia berikan dengan sabar, tegar dan tidak menyimpang maka derajat kita sebagai hamba-Nya akan dinaikkan. Ibaratnya naik pangkat gitu. Yang ketiga, karena dengan ujian atau cobaan yang Dia berikan, kehidupan kita akan semakin berwarna. Coba bayangkan seandainya kita tidak pernah diberikan cobaan atau ujian sedikitpun dari-Nya, kita tidak akan merasakan yang namanya jatuh cinta, putus cinta, patah hati, dikhianati teman, dikhianati sahabat, dicuekkin papa-mama, dimusuhin lingkungan. Lho? bisa dibayangkan nggak jadi berwarna hidup kita. Dengan cobaan, kita bisa menghandle, menyikapi dan saling memahami. Bisa membedakan mana yang baik dan juga yang tidak baik sehingga untuk kedepan nanti kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Oleh karena itu bersyukurlah bagi yang pernah dikasih cobaan. Mau yang ringan atau yang berat sekalipun yang namanya cobaan ya tetap aja namanya cobaan. Kita harus mampu menguasai dan menyikapinya dengan baik.
Dulu ketika aku mengalami cobaan “itu”, jujur aku tidak mampu menguasai dan menyikapi dengan baik. Aku langsung bermusuhan dengan yang mebuat masalah dan berusaha untuk tidak memaafkannya. Namun ternyata aku salah, sebagai manusia aku harus tetap memaafkan kesalahannya. Perkara ia kembali lagi dengan tabiat buruknya itu urusannya dengan Tuhannya. Urusanku hanya memberinya maaf dan menerimanya kembali dengan hati lapang tanpa dendam. Lalu apakah aku sanggup dan berhasil menjalaninya???
Beluuuummm...
Belum seratus persen. Walau aku sudah memaafkannya namun aku belum bisa menerimanya lagi. Sulit sekali. Yah, namanya juga praktik. Banting jauh dengan yang namanya teori yang gampang banget kasih kemudahan. Padahal jika teori itu dipraktikkan, waduh... (jawab masing-masing aja deh...
J)
Tapi sekarang aku mulai bisa memahami bahwasanya dalam keadaan apapun aku harus melupakan masa lalu dan berdamai dengan masa lalu itu sendiri. Lalu aku memaafkan kesalahan yang pernah dilakukannya dan mulai menata kehidupan yang lebih baik.
Walau pada dasarnya manusia itu berbeda, namun manusia itu punya kesamaan, yaitu optimis, berani mengakui kelemahan dan kesalahan, fokus dalam hal positif, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
Belajar dari pengalaman memang bisa menghasilkan kebaikan. Namun tidak selamanya pengalaman itu mengajarkan kebaikan.
Sejak pecah kongsi dengan “mereka”, aku menjadikan kesulitan menjadi kemudahan dan merubah kesedihan menjadi pengalaman yang indah agar hidup ini menjadi lebih bermakna.  
Terima kasih buat mereka yang telah memberikan warna dalam hidupku.

Sebatas Khayalan

Aku sayang kamu...
Buliran airmata ini jatuh seketika membasahi pipi yang tengah merona karena jatuh cinta...
Bukan karena aku terharu akan perhatiannya.
Namun karena keacuhannya.
Aku tersadar dari lamunan panjang yang memberikan warna keindahan akan sebuah romansa kenangan.
Semua terpampang jelas dalam ingatan tentang aku dan kau.
Menyatu dalam angan membangun istana kasih sayang.
Namun ku masih harus berada dalam lamunan panjang itu.
Khayalan ku akan dirimu masih sebatas khayalan.
Kutidak sanggup untuk memulai.
Kuhanya sanggup untuk menunggu kepastian dari hatimu.
Ku menunggu kau melihat diriku dengan nyata dan kau gunakan hatimu untuk menyapaku.
Tidak sekadar karena fisikku namun karena hatiku.
Bundaran kristal itu harus kembali jatuh ketika melihatmu tertawa riang.
Bukan untukku, tetapi untuk dia yang mungkin telah menghiasi hatimu.
Aku menunggu bulan purnama di kegelapan malam.
Menunggu bintang kejora menyapa riang tanpa adanya tangisan kesedihan...
Akankah kau sadar dan melihatku sekarang?
Ku berdiri disampingmu.
Nyata bukan sebatas khayalan....
^^