Seseorang pernah berkata padaku, “Jangan mau jadi yang kedua jika kamu bisa jadi yang pertama. Karena jadi yang kedua itu sangat tidak menyenangkan.”
Aku hanya bisa terdiam dan merenungi apa yang pernah dia ucapkan padaku. Hanya bisa melihat kejadian yang telah terjadi dengan buliran airmata yang tak kunjung berhenti. Kadung nasi sudah jadi bubur. Masa lalu sudah lewat tapi aku belum bisa melupakannya dengan begitu saja. Rasa sakit dan pengkhianatan ini tak serta merta lenyap begitu saja. Sungguh! Dia begitu tega melakukan hal seperti itu padaku.
“Kamu itu cantik! Ingat itu. Maka dari itu, jangan lagi kamu mikirin dia. Cowok itu nggak Cuma dia! Banyak tuh cowok di luar sana. Kamu tinggal buka hati kamu dan kamu lihat pake hati kamu bukan pake mata. Karena hati bisa melihat apa yang tidak terlihat oleh mata.”
“Mudah bilang begitu. Tapi nyatanya susah banget! Kamu nggak ngerasain apa yang aku rasain.”
Dia mendengus pelan, “Huh, lebih dari ini pun aku pernah ngalamin, sob. Kamu aja nggak pernah ada buat aku saat aku pengen cerita.”
“Masa lalu itu pahit banget kalo harus aku ingat dan aku buka kembali. Tapi demi kamu, demi temanku, demi sahabatku, akan aku buka satu persatu agar kamu tau dan kamu paham bahwa dia bukanlah segalanya selama cincin belum melingkar di jari tangan kita.”
“Dulu aku mengira dia adalah seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Seseorang yang akan selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Seseorang yang akan mampu membuatku tersenyum. Seseorang yang akan mampu menghapus airmataku saat aku terjatuh. Seseorang yang akan mendampingiku hingga akhir hayatku. Namun kenyataannya tidak seindah perkiraanku, teman. Dia mengkhianatiku. Menduakanku dan meninggalkanku. Dia tidak mengucapkan selamat tinggal padaku namun dia langsung mencampakkanku. Dia mengganggapku tak pernah ada dalam hidupnya. Seolah-olah kami tidak saling mengenal. Tidak hanya itu, dia juga telah berhasil menguasai alam bawah sadarku bahwa hanya aku yang ada dihatinya. Tidak ada yang lain. Kamu tahu, disaat aku telah mempercayainya, disaat itulah dia berulah. Dia menanggalkan kepercayaan yang telah aku berikan. Dia berpaling namun dia tidak mengakuinya. Padahal hubungan kami baik-baik saja. Tiada rasa curiga apalagi rasa marah. Namun ternyata oh ternyata inilah pangkal semuanya. Kamu sih seharusnya bersyukur karena dia masih mau bilang kalau dia mau selingkuh. Berarti dia jujur hanya saja dia nggak sanggup setia. Dia juga masih anggap kamu. Masih ada sms kamu dan yang enaknya dia mau mengakui kesalahannya dan minta maaf sama kamu. Kalau mantan aku itu, mana ada minta maaf. Ngaku aja nggak apalagi minta maaf. Kiamat kali...”
“Tapi, kamu nggak ketemu sama dia lagi kan? Aku harus jumpa dia setiap saat, Na. Sakit banget rasanya lihat mereka selalu bersama. Dulu dia dengan aku, sekarang dia dengan orang lain. Dan yang bikin aku nggak terima, ‘orang lain’ itu bukan siapa-siapa, bukannya aku nggak kenal. Teman aku sendiri, Na. Kamu bisa bayangin?”
Dia tertawa terbahak-bahak sampai airmatanya mengalir begitu saja.
“Mantan aku emang nggak selingkuh dengan orang yang aku kenal. Untungnya dia pacaran dengan orang yang nggak aku kenal.”
Aku tertegun ketika mendengar ceritanya dan mendengus marah.
“Lalu, kenapa seolah-olah kamu sakit banget padahal mantan kamu itu selingkuhnya bukan dengan orang yang kamu kenal? Sakitan aku seharusnya...”
“Mantan aku emang nggak selingkuh dengan orang yang aku kenal. Tapi mantan aku itu adalah orang yang sangat aku kenal.” Jawabnya pelan.
“Maksud kamu?” tanyaku bingung.
Dia terdiam sejenak. Keningnya mengerut seketika. Mulutnya pun manyun.
“Dia itu abang sepupu gue. Gue sama dia udah sama-sama dari kecil. Dan kamu bisa bayangin gimana sakitnya saat aku udah percaya dengan kata-katanya namun dia berkhianat dan setelah itu dia akan menikah dengan pilihannya kelak? Bisa nggak kamu bayangin aku harus lihat pernikahan dia dan aku akan ketemu dia dan istrinya juga anak-anaknya (yang notabene akan jadi keluarga aku juga) saat ada acara keluarga seperti lebaran atau pesta saudara?”
“Tapi aku percaya, seseorang yang merebut hak orang lain, maka hak dia juga akan direbut oleh orang lain. Suatu hari. Itu janjiku pada alam. Tidak hanya itu. Aku juga telah bertemu dengan seseorang yang berjiwa besar saat ia mengalami kedukaan yang mendalam. Seseorang yang mengajarkan aku arti dari kehidupan dan cinta. Seseorang yang berhasil membuka mata dan hatiku bahwa tidak hanya dia yang ada di dunia ini.
Seseorang itu pernah berkata, “Kamu ingat nggak bahwa ada orang-orang selalu sayang sama kamu tanpa pamrih dan mereka tidak akan pernah mengkhianati kamu walau ada kamu-kamu yang lain yang lebih indah diluaran sana?”
“Orang-orang itu adalah Ayah kamu. Ibu kamu. Adik-adik kamu, teman-teman kamu dan juga sahabat-sahabat kamu. Masa hanya karena dia yang satu orang itu kamu jadi seperti ini? Selalu menangis untuk sesuatu yang telah terjadi. Meratapi seolah hanya dia yang sangat berarti dalam hidup kamu. Dia bukan jodoh kamu saat ini. Dia tidak baik untuk kamu. Karena kalau dia baik, dia tidak akan menyakiti kamu dalam bentuk apapun. MOVE ON, Na! Jangan mau jadi budak cinta! Bangkit! Cinta sejati kamu masih ada di luar sana yang kamu belum tahu dimana posisinya. Tugas kamu sekarang, kamu harus bisa bangkit dan melihat orang-orang disekeliling kamu dengan senyuman dan yakin bahwa “Aku akan membahagiakan mereka tanpa membuat mereka menangis”
“Dan dari situ aku percaya bahwa Tuhan tidak tidur. Tuhan itu Maha Adil. Bisa saja dia bukan yang terbaik bagiku saat ini. Dan yang terbaik menurut Tuhan adalah aku harus putus dengannya walau jalan yang harus dilewati sangat tidak menyenangkan. Karena masa lalu hanyalah masa lalu yang nggak perlu lama-lama dikenang. Cukup diingat dan dipahami aja apakah kenangan itu indah atau menyakitkan? Lihat dengan hati bukan dengan mata.”
“Lalu apa hubungannya jangan jadi yang kedua dengan yang pertama?”
“Hmm.. karena sampai kapanpun yang pertama itu akan selalu ada dihati. Tidak akan lekang oleh waktu. Karena yang pertama itu akan meninggalkan kesan baik yang positif ataupun yang negatif. Karena yang pertama itu akan tetap jadi yang pertama walau nggak selamanya yang pertama itu akan selalu jadi yang utama. Yah, minimal saat kita telah menjadi yang pertama bagi siapapun kita tetap diingatnya.”
“Kalau dia nggak ingat gimana?”
“Pasti dia ingat. Sebagaimana kita ingat dia. Seperti itu pula dia akan mengingat kita.”
“Teman, satu yang harus kamu ingat dan pahami. Tuhan telah mencatat segalanya saat kita masih berada dalam kandungan. Apapun kejadiannya, itu sudah tertulis sesuai dengan kesepakatan kita dengan Dia. Suka tidak suka. Senang tidak senang. Bahagia tidak bahagia. Tuhan itu tidak pernah membiarkan hamba-Nya sedih. Setiap kejadian yang kita alami pasti ada kebahagiaannya yang bernilai tinggi dua kali lipat. Nah, sekarang tergantung kita bagaimana kita bisa menggapai kebahagiaan itu sebagai ganti menghilangkan rasa kesedihan lalu. Kamu boleh terima cerita ini. Kamu juga boleh tidak terima cerita ini. Karena bisa jadi cara kita memandang persoalan berbeda.”
Senin, 15 Agustus 2011
Rabu, 01 Juni 2011
Untuk Ibuku
Melalui tulisan ini, kutuliskan beberapa kata untuk mengungkapkan betapa rindunya aku padamu.
Melalui tulisan ini, kuungkapkan beberapa perasaan untuk menrefleksikan harapan.
Melalui tulisan ini, kuingin Ibu tahu bahwa saat ini aku membutuhkanmu.
Ibu, airmata ini jatuh saat kuingat semua pengorbananmu.
Dimulai saat kau mulai menerima kehadiranku di perut indahmu.
Kau izinkan aku mengoyak siluet tubuh langsingmu.
Kau izinkan aku memberikan bentuk tubuh yang tidak bagus pada tampilanmu.
Kau izinkan aku merusak kenyamanan tidurmu.
Ibu, airmata ini jatuh lagi saat kuingat bahagianya dirimu menyambut kehadiranku kedunia.
Rasa sakit saat kau berjuang untukku.
Antara hidup dan mati, kau berada diantaranya.
Ibu, airmataku kembali jatuh.
Saat kau mengeluarkan airmata untukku.
Menjagaku setiap malam, mengurusku hingga ku dewasa.
Ibu, kini ku tak sanggup lagi mengeluarkan airmata.
Perih ibu.
Saat jauh darimu, kusadar bahwa semua nasehatmu dulu begitu berharga.
Ibu, aku rindu padamu.
Pada senyumanmu.
Pada kehangatamu.
Pada kelembutanmu.
Ibu, do’amu telah kuterima.
Masa Lalu itu hanya masa lalu
Seseorang pernah berkata padaku, “Jangan mau jadi yang kedua jika kamu bisa jadi yang pertama. Karena jadi yang kedua itu sangat tidak menyenangkan.”
Aku hanya bisa terdiam dan merenungi apa yang pernah dia ucapkan padaku. Hanya bisa melihat kejadian yang telah terjadi dengan buliran airmata yang tak kunjung berhenti. Kadung nasi sudah jadi bubur. Masa lalu sudah lewat tapi aku belum bisa melupakannya dengan begitu saja. Rasa sakit dan pengkhianatan ini tak serta merta lenyap begitu saja. Sungguh! Dia begitu tega melakukan hal seperti itu padaku.
Aku hanya bisa terdiam dan merenungi apa yang pernah dia ucapkan padaku. Hanya bisa melihat kejadian yang telah terjadi dengan buliran airmata yang tak kunjung berhenti. Kadung nasi sudah jadi bubur. Masa lalu sudah lewat tapi aku belum bisa melupakannya dengan begitu saja. Rasa sakit dan pengkhianatan ini tak serta merta lenyap begitu saja. Sungguh! Dia begitu tega melakukan hal seperti itu padaku.
“Kamu itu cantik! Ingat itu. Maka dari itu, jangan lagi kamu mikirin dia. Cowok itu nggak Cuma dia! Banyak tuh cowok di luar sana. Kamu tinggal buka hati kamu dan kamu lihat pake hati kamu bukan pake mata. Karena hati bisa melihat apa yang tidak terlihat oleh mata.”
“Mudah bilang begitu. Tapi nyatanya susah banget! Kamu nggak ngerasain apa yang aku rasain.”
Dia mendengus pelan, “Huh, lebih dari ini pun aku pernah ngalamin, sob. Kamu aja nggak pernah ada buat aku saat aku pengen cerita.”
“Masa lalu itu pahit banget kalo harus aku ingat dan aku buka kembali. Tapi demi kamu, demi temanku, demi sahabatku, akan aku buka satu persatu agar kamu tau dan kamu paham bahwa dia bukanlah segalanya selama cincin belum melingkar di jari tangan kita.”
“Mudah bilang begitu. Tapi nyatanya susah banget! Kamu nggak ngerasain apa yang aku rasain.”
Dia mendengus pelan, “Huh, lebih dari ini pun aku pernah ngalamin, sob. Kamu aja nggak pernah ada buat aku saat aku pengen cerita.”
“Masa lalu itu pahit banget kalo harus aku ingat dan aku buka kembali. Tapi demi kamu, demi temanku, demi sahabatku, akan aku buka satu persatu agar kamu tau dan kamu paham bahwa dia bukanlah segalanya selama cincin belum melingkar di jari tangan kita.”
“Dulu aku mengira dia adalah seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Seseorang yang akan selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Seseorang yang akan mampu membuatku tersenyum. Seseorang yang akan mampu menghapus airmataku saat aku terjatuh. Seseorang yang akan mendampingiku hingga akhir hayatku. Namun kenyataannya tidak seindah perkiraanku, teman. Dia mengkhianatiku. Menduakanku dan meninggalkanku. Dia tidak mengucapkan selamat tinggal padaku namun dia langsung mencampakkanku. Dia mengganggapku tak pernah ada dalam hidupnya. Seolah-olah kami tidak saling mengenal. Tidak hanya itu, dia juga telah berhasil menguasai alam bawah sadarku bahwa hanya aku yang ada dihatinya. Tidak ada yang lain. Kamu tahu, disaat aku telah mempercayainya, disaat itulah dia berulah. Dia menanggalkan kepercayaan yang telah aku berikan. Dia berpaling namun dia tidak mengakuinya. Padahal hubungan kami baik-baik saja. Tiada rasa curiga apalagi rasa marah. Namun ternyata oh ternyata inilah pangkal semuanya. Kamu sih seharusnya bersyukur karena dia masih mau bilang kalau dia mau selingkuh. Berarti dia jujur hanya saja dia nggak sanggup setia. Dia juga masih anggap kamu. Masih ada sms kamu dan yang enaknya dia mau mengakui kesalahannya dan minta maaf sama kamu. Kalau mantan aku itu, mana ada minta maaf. Ngaku aja nggak apalagi minta maaf. Kiamat kali...”
“Tapi, kamu nggak ketemu sama dia lagi kan? Aku harus jumpa dia setiap saat, Na. Sakit banget rasanya lihat mereka selalu bersama. Dulu dia dengan aku, sekarang dia dengan orang lain. Dan yang bikin aku nggak terima, ‘orang lain’ itu bukan siapa-siapa, bukannya aku nggak kenal. Teman aku sendiri, Na. Kamu bisa bayangin?”
Dia tertawa terbahak-bahak sampai airmatanya mengalir begitu saja.
“Mantan aku emang nggak selingkuh dengan orang yang aku kenal. Untungnya dia pacaran dengan orang yang nggak aku kenal.”
Aku tertegun ketika mendengar ceritanya dan mendengus marah.
Aku tertegun ketika mendengar ceritanya dan mendengus marah.
“Lalu, kenapa seolah-olah kamu sakit banget padahal mantan kamu itu selingkuhnya bukan dengan orang yang kamu kenal? Sakitan aku seharusnya...”
“Mantan aku emang nggak selingkuh dengan orang yang aku kenal. Tapi mantan aku itu adalah orang yang sangat aku kenal.” Jawabnya pelan.
“Mantan aku emang nggak selingkuh dengan orang yang aku kenal. Tapi mantan aku itu adalah orang yang sangat aku kenal.” Jawabnya pelan.
“Maksud kamu?” tanyaku bingung.
Dia terdiam sejenak. Keningnya mengerut seketika. Mulutnya pun manyun.
Dia terdiam sejenak. Keningnya mengerut seketika. Mulutnya pun manyun.
“Dia itu abang sepupu gue. Gue sama dia udah sama-sama dari kecil. Dan kamu bisa bayangin gimana sakitnya saat aku udah percaya dengan kata-katanya namun dia berkhianat dan setelah itu dia akan menikah dengan pilihannya kelak? Bisa nggak kamu bayangin aku harus lihat pernikahan dia dan aku akan ketemu dia dan istrinya juga anak-anaknya (yang notabene akan jadi keluarga aku juga) saat ada acara keluarga seperti lebaran atau pesta saudara?”
“Tapi aku percaya, seseorang yang merebut hak orang lain, maka hak dia juga akan direbut oleh orang lain. Suatu hari. Itu janjiku pada alam. Tidak hanya itu. Aku juga telah bertemu dengan seseorang yang berjiwa besar saat ia mengalami kedukaan yang mendalam. Seseorang yang mengajarkan aku arti dari kehidupan dan cinta. Seseorang yang berhasil membuka mata dan hatiku bahwa tidak hanya dia yang ada di dunia ini.
Seseorang itu pernah berkata, “Kamu ingat nggak bahwa ada orang-orang selalu sayang sama kamu tanpa pamrih dan mereka tidak akan pernah mengkhianati kamu walau ada kamu-kamu yang lain yang lebih indah diluaran sana?”
“Orang-orang itu adalah Ayah kamu. Ibu kamu. Adik-adik kamu, teman-teman kamu dan juga sahabat-sahabat kamu. Masa hanya karena dia yang satu orang itu kamu jadi seperti ini? Selalu menangis untuk sesuatu yang telah terjadi. Meratapi seolah hanya dia yang sangat berarti dalam hidup kamu. Dia bukan jodoh kamu saat ini. Dia tidak baik untuk kamu. Karena kalau dia baik, dia tidak akan menyakiti kamu dalam bentuk apapun. MOVE ON, Na! Jangan mau jadi budak cinta! Bangkit! Cinta sejati kamu masih ada di luar sana yang kamu belum tahu dimana posisinya. Tugas kamu sekarang, kamu harus bisa bangkit dan melihat orang-orang disekeliling kamu dengan senyuman dan yakin bahwa “Aku akan membahagiakan mereka tanpa membuat mereka menangis”
“Dan dari situ aku percaya bahwa Tuhan tidak tidur. Tuhan itu Maha Adil. Bisa saja dia bukan yang terbaik bagiku saat ini. Dan yang terbaik menurut Tuhan adalah aku harus putus dengannya walau jalan yang harus dilewati sangat tidak menyenangkan. Karena masa lalu hanyalah masa lalu yang nggak perlu lama-lama dikenang. Cukup diingat dan dipahami aja apakah kenangan itu indah atau menyakitkan? Lihat dengan hati bukan dengan mata.”
“Lalu apa hubungannya jangan jadi yang kedua dengan yang pertama?”
“Hmm.. karena sampai kapanpun yang pertama itu akan selalu ada dihati. Tidak akan lekang oleh waktu. Karena yang pertama itu akan meninggalkan kesan baik yang positif ataupun yang negatif. Karena yang pertama itu akan tetap jadi yang pertama walau nggak selamanya yang pertama itu akan selalu jadi yang utama. Yah, minimal saat kita telah menjadi yang pertama bagi siapapun kita tetap diingatnya.”
“Kalau dia nggak ingat gimana?”
“Pasti dia ingat. Sebagaimana kita ingat dia. Seperti itu pula dia akan mengingat kita.”
“Pasti dia ingat. Sebagaimana kita ingat dia. Seperti itu pula dia akan mengingat kita.”
“Teman, satu yang harus kamu ingat dan pahami. Tuhan telah mencatat segalanya saat kita masih berada dalam kandungan. Apapun kejadiannya, itu sudah tertulis sesuai dengan kesepakatan kita dengan Dia. Suka tidak suka. Senang tidak senang. Bahagia tidak bahagia. Tuhan itu tidak pernah membiarkan hamba-Nya sedih. Setiap kejadian yang kita alami pasti ada kebahagiaannya yang bernilai tinggi dua kali lipat. Nah, sekarang tergantung kita bagaimana kita bisa menggapai kebahagiaan itu sebagai ganti menghilangkan rasa kesedihan lalu. Kamu boleh terima cerita ini. Kamu juga boleh tidak terima cerita ini. Karena bisa jadi cara kita memandang persoalan berbeda.”
Senin, 23 Mei 2011
Lihatlah lebih dekat atau lihatlah seolah dekat
“Lihatlah lebih DEKAT mungkin ku BISA menilai lebih BIJAKSANA....”
Ini merupakan salah satu kata-kata petikan yang ku ambil dari sebuah lagu Sherina sewaktu ia masih kecil. Kata-kata ini bercerita tentang kisah persahabatan. Namun kata-kata ini juga bisa menjadi semacam perenungan bagi kita agar dapat memahami segala persoalan supaya jelas, tidak ngambang dan saling percaya. Persahabatan itu ibarat satu badan dua jiwa. Persahabatan itu tidak hanya diisi dengan suka namun juga diisi dengan duka. Persahabatan melahirkan kepercayaan yang tidak akan terganti nilainya. Persahabatan memunculkan rasa percaya diri saat pribadi tidak mampu menatap dunia dengan senyuman. Persahabatan memberikan kekuatan bagi jiwa saat rapuh. Persahabatan mampu menguatkan saat jiwa terancam. Persahabatan selalu memberi senyuman dan tawa bukan tangisan. Persahabatan tidak saling menjatuhkan. Persahabatan tidak saling menuduh. Persahabatan tidak saling sikut. Persahabatan tidak saling merebut. Terkadang persahabatan itu ada rasa iri namun persahabatan melahirkan rasa mengerti.
Sahabat, benar kata seorang teman, “Sebenarnya aku sudah mau mulai memikirkan hubungan kita, kawan.” Sebenarnya aku juga sudah mau mulai memikirkan hubungan kita akhir-akhir ini. Namun mengapa disetiap ada kesempatan untuk memikirkan itu semua, seperti tidak ada jalan bagi kita untuk kembali lagi bersama seperti saat dulu. Aku merasa TUHAN tidak mengizinkan kita untuk saling bersama jika kita hanya bisa saling menyakiti. Atau TUHAN takut kita akan terjebak dalam persahabatan yang “RAPUH” yang selalu diliputi rasa pura-pura mengerti, pura-pura tersenyum padahal menyakiti, pura-pura tertawa seakan-akan mengerti. Aku mulai paham dengan semua persoalan yang telah hadapi.
Seperti kata seorang Dosen, “Tidak ada yang KEBETULAN di dunia ini, karena semuanya TELAH di CATAT di dalam LAUHIL MAHFUDZH.” Dari situ aku mulai menyadari bahwa KISAH kita ini telah dicatat oleh TUHAN saat kita masih berada di awang-awang dulu. Sungguh menyedihkan sekali bukan? Namun inilah yang namanya JALAN HIDUP. Semua sudah diatur dalam UNDANG-UNDANG yang TUHAN buat. Aku, kamu, dia dan mereka tak akan pernah bisa menolak semua kehendak-Nya. Ya! Inilah yang dinamakan TAKDIR. Sakit sekali ketika harus mengetahui kita mesti melewati TAKDIR ini. Namun semuanya pasti ada hikmahnya, kawan.
Aku mulai paham bagaimana sistem persahabatan kalian. Aku juga mulai paham bagaimana kalian menghargai arti dari sahabat. Aku juga mulai paham sekali bagaimana kalian mencari pembelaan demi memerangi sahabat kalian. (Tertawa). Aku tidak kuasa menyaksikan perilaku kalian. Mencari pembelaan dari wajah-wajah manis seolah-olah kalian tidak berdosa. Seolah-olah kalian ini menderita. Seolah-olah MANTAN SAHABAT kalian yang bersalah. Sampai-sampai ada seorang teman yang mengatakan bahwa kalian merupakan sekumpulan MALAIKAT. Menjijikkan! Kasihan sekali teman kita itu tidak mengetahui topeng kalian selama ini. (Tertawa sinis).
Uh, lelah sekali bukan berpura-pura seperti MALAIKAT? Sudahlah, lepaskan saja topeng itu! Pasang saja wajah SETANmu yang memang pada dasarnya SETAN bukan MALAIKAT. TUHAN itu tidak tidur. Tuhan itu tidak tidur. Tuhan itu tidak tidur. Tuhan itu Maha Tahu, kawan. Lihatlah lebih dekat, kawan. Aku dan mereka hanya butuh pengakuan dan maaf darimu. Tidak lebih tidak kurang.
Kata seorang dosen (Lagiiii T.T), “Lihatlah hal yang positif dari orang yang tidak kalian sukai walau sekalipun hal negatif yang akan kalian temui...”
Sederhana namun mengena. Aku paham. Dari semua persoalan yang pernah kita alami, terlepas dari itu, kita pernah dekat. Aku masih bisa melihat kebaikan kalian walau sudah terlihat samar. Aku masih bisa membuat semua keadaan tidak separah dulu. Karena aku menganggap kalian TIDAK ADA dalam pandangan baik mata maupun hati.
Bisa jadi benar kata dari seseorang (maaf saya lupa siapa namanya. :D), “Mungkin kita harus mengenal orang yang salah dulu untuk bisa mengenal orang yang benar dalam hidup ini.”
Sepenggal kata “Lihatlah lebih dekat” mungkin hanya bisa diterjemahkan oleh orang-orang yang berhati MULIA namun berjiwa KSATRIA yang mampu meminta maaf dan memaafkan.
Selasa, 05 April 2011
Sepenggal kisah kasih
Baru kusadari apa arti dari seseorang itu…
Pentingnya seseorang itu…
Dan berharganya dia layaknya mutiara di dasar samudra…
Kapan?
Kala dia selalu ada disamping kita, kita tidak pernah menyadari betapa pentingnya ia saat itu..
Tapi di kala ia tak berada lagi disisi kita, maka kita akan merasa kehilangan atas dirinya, perhatiannya, kasih sayangnya dan bimbingannya…
Dan itu yang kurasakan kini,
Ini ceritaku tentang ibuku yang ku tak pernah tahu bahwa dia selalu berusaha untuk ada di hatiku.
Ibu, dulu aku tidak pernah mendengarkan nasehatmu.
Selalu saja mengindahkannya…
Tak melihat pengorbananmu…
Tapi, disaat kujauh, aku rindu semua itu.
Kusadari semua itu…
ku sadari bahwa aku kan seperti dirimu nanti…
Andai waktu bisa diputar, ku ingin mengulang semuanya.
Ingin mendengar nasehatmu, marahmu, perintah dan laranganmu.
Aku rindu padamu…
Sangat rindu…
Baru aku sadari bahwa kau menyayangiku, kau berusaha membuatku sama dengan teman-temanku.
Kau bekerja siang dan malam, tersenyum ketika pulang padahal saat itu jiwa dan ragamu telah letih untuk tersenyum. Tapi, kau tak pernah mengeluh sedikit pun. Wajah lelahmu selalu kau sembunyikan dihadapan anak-anakmu yang nakal ini.
Kenapa aku tidak peka?
Aku tidak pernah sadari itu dulu. Karena aku egois! Hanya memikirkan diri sendiri.
Kini, kutakut kehilanganmu, bu…
Tolong, tunggu aku pulang. Aku ingin berbagi cerita cintaku padamu, ingin berbagi cerita tentang kuliahku, bagaimana aku berjuang di tanah kelahiranku tanpa kamu dan juga tentang teman-temanku yang senasib denganku. Dan Aku juga ingin bilang bahwa aku menyayangimu…
Izinkan aku untuk mewujudkannya bu…
Izinkan aku untuk membuatmu bahagia…
Sehingga hatiku bisa lega melihat senyum dan tangis bahagiamu, bu…
Aku ingin menebus dosaku padamu…
Berikan aku kesempatan kedua…
Dari hati, kukatakan bahwa aku sayang padamu, bu…
Insyaallah sampai akhir hayatku…
J
Sabtu, 02 April 2011
Teman, kadang hidup ini tidak pernah sesuai dengan kenyataan apalagi impian...
Ada saja halangan dan rintangan yang menjembatani keduanya...
Aku bukan Tuhan yang sanggup mengubah intan permata menjadi berlian Putri Diana...
Aku bukan Raja yang sanggup menggulingkan kekuasaan dan tahta Ratu yang tidak disukai....
Aku bukan Dewa yang sanggup memberikan ketentraman bagi hamba sahaya...
Aku hanya Rena Irmayani yang pasti punya kekurangan dan kelebihan dalam bersikap dan berkata-kata...
:)
Jika seandainya ada beberapa pilihan emas dan intan permata disertai kristal berdebu...
Mana yang akan aku pilih?
Aku akan pilih kristal yang berdebu...
Kenapa?
Karena kristal berdebu masih bisa dibersihkan sehingga kilauan kristal yang sesungguhnya akan terlihat nyata...
Lho, emas kan juga?
Apalagi Intan permata?
Apa bedanya?
Beda jika kita mampu melihat lebih dalam...
Kualitas dan harga...
Harga emas akan melangit jika apa?
Jika.... coba tanya sm penjual emas...
:D
Ah, teman...
Aku lelah dengan kepura-puraan ini!
Kenapa tidak kita selesaikan saja!
Aku muak dengan kemunafikan ini!
Kenapa tidak kita bantai saja biar semuanya jelas!
"Lo jual gue nggak beli"
kalo "gue jualan lo harus dan wajib beli"
:D
Ngawuuuurrr..
Teman...
Sulit emang untuk memaafkan, menerima apalagi melupakan "kisah" itu...
Tapi Tuhan itu Maha Adil dan Bijaksana....
Kita seperti ini, menjauh mendekat, menjauh menjauh dan mendekat mendekat pasti ada kebaikan yang Dia berikan...
Ada "rahasia" yang tidak ingin Dia ungkap kepada kita...
Karena bagi-Nya, biarlah "rahasia" itu tetao menjadi "rahasia"
Teman, jangan pernah salahkan "sahabat" dalam putusnya tali persahabatan kita...
Karena bukan dia yang menyebabkan kita seperti ini, juga bukan keadaan namun karena "something" yang nggak perlu lagi dibahas secara detail disini karena takutnya ada yang merasa sakit hati dan marah lantaran kekurangajaran saya menulis segala sesuatunya didalam blog...
Teman, coba ingat kembali mengapa persahabatan ini bisa terbagi-bagi?
Seandainya tali persahabatn ini terbuat dari tali tambang mungkin tidak akan retak apalagi putus. Mungkin sedikit goyah namun tidak akan lepas dari genggaman jika ada satu rahasia "Be honest"
That's rules, Simple bukan?
Nggak perlu salahin siapa-siapa lagi...
Nggak perlu juga tuduh siapa-siapa lagi...
Saya dan mereka rela dan pasrah menerima segala cercaan dan hinaan juga tuduhan...
Karena hanya Tuhan yang tahu kebenarannya..
Kita seperti bukan karena siapa-siapa tapi karena Takdir Tuhan yang telah diatur dalam Lauhil Mahfudzh...
:)
Ada saja halangan dan rintangan yang menjembatani keduanya...
Aku bukan Tuhan yang sanggup mengubah intan permata menjadi berlian Putri Diana...
Aku bukan Raja yang sanggup menggulingkan kekuasaan dan tahta Ratu yang tidak disukai....
Aku bukan Dewa yang sanggup memberikan ketentraman bagi hamba sahaya...
Aku hanya Rena Irmayani yang pasti punya kekurangan dan kelebihan dalam bersikap dan berkata-kata...
:)
Jika seandainya ada beberapa pilihan emas dan intan permata disertai kristal berdebu...
Mana yang akan aku pilih?
Aku akan pilih kristal yang berdebu...
Kenapa?
Karena kristal berdebu masih bisa dibersihkan sehingga kilauan kristal yang sesungguhnya akan terlihat nyata...
Lho, emas kan juga?
Apalagi Intan permata?
Apa bedanya?
Beda jika kita mampu melihat lebih dalam...
Kualitas dan harga...
Harga emas akan melangit jika apa?
Jika.... coba tanya sm penjual emas...
:D
Ah, teman...
Aku lelah dengan kepura-puraan ini!
Kenapa tidak kita selesaikan saja!
Aku muak dengan kemunafikan ini!
Kenapa tidak kita bantai saja biar semuanya jelas!
"Lo jual gue nggak beli"
kalo "gue jualan lo harus dan wajib beli"
:D
Ngawuuuurrr..
Teman...
Sulit emang untuk memaafkan, menerima apalagi melupakan "kisah" itu...
Tapi Tuhan itu Maha Adil dan Bijaksana....
Kita seperti ini, menjauh mendekat, menjauh menjauh dan mendekat mendekat pasti ada kebaikan yang Dia berikan...
Ada "rahasia" yang tidak ingin Dia ungkap kepada kita...
Karena bagi-Nya, biarlah "rahasia" itu tetao menjadi "rahasia"
Teman, jangan pernah salahkan "sahabat" dalam putusnya tali persahabatan kita...
Karena bukan dia yang menyebabkan kita seperti ini, juga bukan keadaan namun karena "something" yang nggak perlu lagi dibahas secara detail disini karena takutnya ada yang merasa sakit hati dan marah lantaran kekurangajaran saya menulis segala sesuatunya didalam blog...
Teman, coba ingat kembali mengapa persahabatan ini bisa terbagi-bagi?
Seandainya tali persahabatn ini terbuat dari tali tambang mungkin tidak akan retak apalagi putus. Mungkin sedikit goyah namun tidak akan lepas dari genggaman jika ada satu rahasia "Be honest"
That's rules, Simple bukan?
Nggak perlu salahin siapa-siapa lagi...
Nggak perlu juga tuduh siapa-siapa lagi...
Saya dan mereka rela dan pasrah menerima segala cercaan dan hinaan juga tuduhan...
Karena hanya Tuhan yang tahu kebenarannya..
Kita seperti bukan karena siapa-siapa tapi karena Takdir Tuhan yang telah diatur dalam Lauhil Mahfudzh...
:)
Untitled
It’s my story...
About life, love n friendship...
Kadung dalam hati pertanyaan terus membuncah akan arti kehidupan, cinta dan persahabatan. Apa itu kehidupan? Apa itu Cinta? Dan apa itu persahabatan? Ah, semua bingung tiada berkecukupan. Hanya mampu tercengang menanti samaran jawaban. Hingar bingar menyeruak enggan ke alam sadar. Menorehkan luka yang teramat menyakitkan. Aku berdiri tegak menunggu kepastian akan jawaban dari mereka.
Apa itu kehidupan?
Seseorang berkata, “kehidupan adalaah kematian.”
Yang lain bergumam dan menyela, “Kehidupan adalah surga nikmat yang membawa sengsara.”
Yang satu lagi tertawa dan berkata, “Kehidupan adalah kematian yang menawarkan surga nikmat pembawa sengsara dan neraka jahanam pembawa kebahagiaan sesaat (fatamorgana).”
Hmm, gabungan dari keduanya. Tidak masalah karena aku juga masih dalam ambang pertanyaan yang membingungkan.
Lalu apa arti cinta?
Cinta adalah rasa yang unik dan khas.
Khas?
Unik?
Maksudnya?
Implementasi dari orang tercinta berbeda dengan yang bukan tercinta.
Ada sesuatu yang misteri yang tdk akan pernah bisa kita ungkap.
Lalu?
Apa lagi itu cinta?
Cinta itu rahasia.
Baiklah, sampai detik ini aku masih termangu akan pengertian cinta.
Lalu apa arti persahabatan?
Semua terdiam.
Hening.
Tik tok..
Tik tok..
Lalu seseorang tiba-tiba menjawab dengan polosnya...
“persahabatan adalah cinta yang tumbuh diantara mereka yang mensyukuri apa arti kehidupan. Menerima segala kekurangan dan menghargai segala kelebihan. Persahabatan tumbuh dalam kehidupan yang berlandaskan rahasia cinta yang begitu misteri.
Mendekatkan, melekatkan dan mengharukan....
Langganan:
Komentar (Atom)